Alhamdulillah akhirnya saya bisa menjawab pertanyaan Kompasianer Suprihadi S. Pd: Bagaimana dengan kantor Dinas Perpustakaan dan Arsip di sana? Pada kolom komentar esai saya yang berjudul Nyari Toko Buku di Ketapang Lebih Susah daripada Nyari Kuyang?
**
PAGI-PAGI, masih setengah mengantuk tapi penuh tekad. Setelah bersiap, seorang teman warga lokal bertanya, “Mau ke mana?”
Saya jawab, “Mau ke perpustakaan.”
Ia nyengir, “Emang ada perpustakaan di Ketapang?” Saya menganggap pertanyaannya angin lalu, sebelum menyadari apa yang akan saya temui.
Petualangan di Gudang Buku Ketapang
Saya meluncur ke Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Ketapang di Jalan Letjend S. Parman No 1. Bayangan saya, perpustakaan ini adalah rumah segala ilmu, terutama yang berkaitan dengan Ketapang.
Di sisi lain, saya mencari buku tentang konservasi atau kebakaran hutan dan lahan (karhutla), serta informasi sebanyak-banyaknya tentang Ketapang sebagai referensi penulisan buku 20 tahun perjalanan Yayasan IAR Indonesia di Ketapang.
Sesampai di sana, gedungnya ada, kokoh berdiri. Harapan saya membuncah setinggi tumpukan buku yang saya bayangkan.
Masuk ke dalam, saya berkeliling memindai buku-buku yang tersedia. Kebanyakan tampak “diimpor” dari Yogyakarta, alih-alih berasal dari Forpeka (Forum Penulis Ketapang) sendiri.