Dan itu baru benar-benar terwujud ketika kita memperlakukan ilmu sebagaimana kita merawat kulit: dengan kesabaran, konsistensi, dan cinta.
Maka meski saya pulang dengan tangan kosong, kepala saya penuh.Â
Saya masih bisa membayangkan perpustakaan yang hidup—tempat anak-anak seperti siswa SMP IT Insan Mulia datang lebih dari setahun sekali, bukan karena dipaksa outing class, melainkan karena mereka betah duduk, membaca, berdiskusi, atau sekadar menyantap Ale-Ale, Bligo, dan Cincalok sambil belajar.
Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Ketapang mungkin belum sampai ke sana.Â
Namun dengan segala ironi yang saya temui, setidaknya saya masih percaya, ia bisa jadi ruang yang lebih ramah untuk ilmu, rasa ingin tahu, dan orang-orang yang kelak akan menuliskan cerita tentang kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI