Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Author

Mahéng menulis di berbagai platform. Di Kompasiana, ia belajar menguleni isu-isu berat dengan adonan humor, kadang matang, sesekali gosong, adakalanya garing, dan nggak jarang absurd, persis seperti hidupnya sendiri. Intip X/IG @iamaheng.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Malu Bertanya Sesat di Jalan, tapi Kalau Malu Berusaha, Apa Jalannya dengan Meminta Lima Ribu Sambil Pasang Muka Kasihan?

23 April 2025   12:48 Diperbarui: 1 Mei 2025   09:39 11560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan saya? Masih duduk di angkringan, nasi mulai dingin, mangut lele sudah loyo, sambil berpikir: mungkin saya salah pilih profesi. Harusnya bukan jualan buku, tapi belajar bikin narasi menyentuh. Yang penting, nada suara rendah, mata berkaca, dan sedikit efek sinetron.

Mengemis sebagai Budaya yang Harus Dihentikan

Mengemis bukan lagi  sekadar cara untuk bertahan hidup, tapi sudah jadi bagian dari budaya. Dari generasi ke generasi, kita diajarkan bahwa kesedihan bisa jadi jalan pintas menuju cuan. Dan jangan lupa, sekarang "mengemis" bisa dilakukan dengan berbagai cara, tidak hanya di jalanan, tapi juga lewat layar gawai.

Bukan berarti empati itu salah, tapi kalau empati sudah diperlakukan seperti komoditas yang bisa dipasarkan, ya kita harus bertanya: sampai kapan kita terus membiarkan budaya ini tumbuh dan berkembang?

Lihat saja jenama besar seperti Naiki atau Luwi Vitong. Mereka juga jual emosi; rasa keren, prestise, bahkan gaya hidup, tapi ya ada produknya. 

Kamu beli sepatu, tas, atau pakaian bukan cuma beli janji-janji manis seperti pejabat saat nyaleg. Mereka jualan produk yang nyata, yang kamu bisa pakai dan rasakan meski belinya pakai cicilan.

Jadi, di negeri Wakanda yang katanya bakal melahirkan generasi emas ini (bukan emas pegadaian yang terus merangkak naik, tapi generasi yang akan menahkodai bangsa), mungkin memang benar adanya pepatah lama: malu bertanya sesat di jalan. 

Tapi kalau malu berusaha, apakah jalannya jadi minta lima ribu sambil pasang muka kasihan?

Ilustrasi meminta-minta. (Gambar dibuat oleh AI)
Ilustrasi meminta-minta. (Gambar dibuat oleh AI)

Mahng

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun