Mohon tunggu...
Mahéng
Mahéng Mohon Tunggu... Penulis - Freelance Writer

Saat ini, selain tertarik mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat, ia terus belajar menulis serta sangat terpikat pada jurnalisme dan sastra. Perspektifnya sangat dipengaruhi oleh agama dan filsafat.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

4% Ambang Batas Parlemen Dihapus! Gusdurian Jogja Desak Demokrasi Tanpa Oligarki

5 Maret 2024   09:01 Diperbarui: 5 Maret 2024   09:07 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Savic Ali memaparkan kondisi demokrasi. Foto: A.W. Mustofa

Kendati parliamentary threshold benar-benar dihilangkan, syukur-syukur presidential threshold bisa menyusul, itu bukan tujuan akhir. 


Dalam forum demokrasi yang dihadiri oleh berbagai lapisan masyarakat, lintas iman, Savic Ali menekankan bahwa demokrasi bukanlah sebuah pencapaian akhir, melainkan sebuah proses yang berkelanjutan.

Demokrasi membutuhkan perjuangan dan partisipasi aktif dari semua pihak, termasuk rakyat, pemerintah, dan pers. 

Pers memainkan peran penting sebagai pilar keempat demokrasi. Pers memiliki hak dan tanggung jawab untuk mengontrol pemerintah, memastikan transparansi dan akuntabilitas, serta menyuarakan aspirasi rakyat. 

Savic Ali juga menekankan pentingnya konsolidasi dan berjejaring sebagai kunci untuk memperkuat demokrasi di Indonesia. Gus Dur, menurutnya, adalah contoh figur yang melakukan hal ini dengan sangat baik. 

Gus Dur mampu menghitung secara politik, termasuk dalam menentukan siapa yang bisa diajak berkolaborasi dalam gerakannya. Dengan bersatu dan bekerja sama, berbagai pihak dapat memperkuat suara mereka dan memperjuangkan demokrasi yang lebih baik. 

"Gus Dur mampu membedakan antara Soeharto sebagai pribadi dan Soeharto sebagai presiden."

Suasana Forum Demokrasi, peserta dari berbagai kalangan turut hadir. Foto: A.W. Mustofa
Suasana Forum Demokrasi, peserta dari berbagai kalangan turut hadir. Foto: A.W. Mustofa

Last but not least, Forum Demokrasi ini menegaskan bahwa demokrasi di Indonesia masih memiliki banyak tantangan. Adanya ambang batas parlemen, oligarki, dan lemahnya partisipasi rakyat menjadi beberapa contohnya.

Penting untuk terus memperjuangkan demokrasi dengan berbagai cara, seperti meningkatkan kesadaran dan partisipasi rakyat, mendorong reformasi partai politik, dan memperkuat sistem pendidikan politik, contohnya melalui Forum Demokrasi yang digagas Gusdurian Jogja ini sendiri [mhg].

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun