Kendati parliamentary threshold benar-benar dihilangkan, syukur-syukur presidential threshold bisa menyusul, itu bukan tujuan akhir.Â
Dalam forum demokrasi yang dihadiri oleh berbagai lapisan masyarakat, lintas iman, Savic Ali menekankan bahwa demokrasi bukanlah sebuah pencapaian akhir, melainkan sebuah proses yang berkelanjutan.
Demokrasi membutuhkan perjuangan dan partisipasi aktif dari semua pihak, termasuk rakyat, pemerintah, dan pers.Â
Pers memainkan peran penting sebagai pilar keempat demokrasi. Pers memiliki hak dan tanggung jawab untuk mengontrol pemerintah, memastikan transparansi dan akuntabilitas, serta menyuarakan aspirasi rakyat.Â
Savic Ali juga menekankan pentingnya konsolidasi dan berjejaring sebagai kunci untuk memperkuat demokrasi di Indonesia. Gus Dur, menurutnya, adalah contoh figur yang melakukan hal ini dengan sangat baik.Â
Gus Dur mampu menghitung secara politik, termasuk dalam menentukan siapa yang bisa diajak berkolaborasi dalam gerakannya. Dengan bersatu dan bekerja sama, berbagai pihak dapat memperkuat suara mereka dan memperjuangkan demokrasi yang lebih baik.Â
"Gus Dur mampu membedakan antara Soeharto sebagai pribadi dan Soeharto sebagai presiden."
Last but not least, Forum Demokrasi ini menegaskan bahwa demokrasi di Indonesia masih memiliki banyak tantangan. Adanya ambang batas parlemen, oligarki, dan lemahnya partisipasi rakyat menjadi beberapa contohnya.
Penting untuk terus memperjuangkan demokrasi dengan berbagai cara, seperti meningkatkan kesadaran dan partisipasi rakyat, mendorong reformasi partai politik, dan memperkuat sistem pendidikan politik, contohnya melalui Forum Demokrasi yang digagas Gusdurian Jogja ini sendiri [mhg].
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H