Pada tahun 2013 akhirnya Backberry merilis OS baru yang disebut OS 10 yang mereka bilang revolusioner. Tampilan antar muka tak kalah dengan dua kompetitor utamanya, yaitu Android dan iOs. Tapi tetap saja kalah jualan.
Pada tahun itu pula Blackberry merilis Blackberry Z3 dengan Nickname 'Jakarta', tapi pengguna Indonesia tak banyak yang tertarik.
Meskipun dikasih nama sangat Indonesia. Mungkin para petinggi RIM mengira kita akan tergoda rayuannya dan akan membeli Z3 Jakarta karena akan menggugah rasa nasionalisme kita. Karena mereka berpikir, bahwa dengan membeli Z3 Jakarta akan menunjukkan nasionalisme kita, menunjukkan kecintaan terhadap barang buatan negeri sendiri.
Mungkin saja mereka menilai kita sebodoh itu. Kalau hanya masalah nama nasional, pernah juga ada Mobnas yang diimpor utuh dari Korea kok. Kita semua tahu itu. Dan kita cukup pintar menyikapi hal-hal kayak gini.
Karena kita juga tahu, bahwa Blackberry diimpor secara utuh oleh distributornya dari negara-negara yang ditunjuk (dipercaya) oleh RIM untuk membuat ponsel Blackberry.
Yang jelas Indonesia bukan salah satu negara yang ditunjuk, dan RIM tidak memberi kontribusi apapun terkait penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Itu saja.
Menurut saya, Blackberry "menuai" apa yang telah dilakukannya. Nggak mungkin menabur di ladang sempit akan menuai hasil yang besar. Betul?
Kualat? Bisa jadi.