Kesalahan dalam pergaulan dapat menyebabkan permasalahan yang serius bagi remaja. Hal ini dikarenakan remaja secara psikologis sangat rentan dalam menghadapi segala sesuatu dari luar. Masa remaja adalah masa dimana para remaja menemukan identitas atau pencarian identitas diri mereka.
Pola pergaulan remaja akan sangat menentukan perkembangan fisik dan mental remaja Semakin banyaknya remaja yang terjerembab pergaulan bebas mengharuskan orang tua dan praktisi pendidikan mengatur pergaulan anak-anaknya. Orang tua dan pendidik perlu menyediakan lingkungan pergaulan yang sehat serta baik bagi pergaulan anak. Karena, pembentukan jati diri yang utama adalah lingkungan. Kondisi lingkungan yang sehat akan melahirkan remaja yang sehat pula, sebaliknya lingkungan yang kurang sehat akan membentuk pribadi remaja yang kurang sehat. Lingkungan yang kurang baik juga bisa menjerumuskan remaja kepada pergaulan bebas seperti seks bebas, narkoba, dan minum-minuman keraas. Remaja yang seperti ini rata-rata dialami oleh remaja yang kurang perhatian serta pengawasan terutama dari orang tua. Remaja membutuhkan perhatian serta kasih sayang dari keluarga terutama kedua orang tua, selain itu keluarga dekat, teman-teman dan lingkungan sekolah. Perhatian dan kasih sayang sangat di perlukan untuk menciptakan remaja tersebut tidak merasa kurang kasih sayang, sehingga remaja tersebut merasa senang/bahagia (Ihsan, 2016 : 116).
Dalam hal pergaulan yang sehat, anak-anak dan remaja sebisa mungkin tidak terjebak dalam dua kutub yang eksstrem, yaitu terlalu menutup diri atau terlalu bebas. Sebaiknya  lebih di tekankan kepada hal yang positif, seperti untuk mempertegas eksistensi diri atau guna menjalin persaudaraan serta menambah wawasan. Dalam pergaulan yang sehat, anak-anak dan remaja setidaknya saling menyadari bahwa semua orang saling membutuhkan dan tidak merasa paling benar. Seperti yang dapat diketahui setiap manusia pasti akan membutuhkan manusia lain karena manusia adalah makhluk sosial. Keadaan ini harus disadari supaya tidak menjadi manusia yang egois. Dalam konteks pergaulan sehat, hubungan hendaknya dibangun untuk memberikan nilai kebaikan bagi kedua belah pihak. Hubungan yang baik adalah hubungan yang saling menguntungkan. Setiap orang tidak ingin dirugikan. Ini adalah salah satu dasar pergaulan sehat. (Ihsan, 2016 : 117).
Pergaulan yang baik menuntut rasa saling menghormati dan menghargai. Mengahargai dan menghormati orang lain bisa dilakukan dengan banyak hal seperti menghargai dan menghormati pendapat orang lain, menghargai dan menghormati kebiasaan dan perilaku orang lain, menghargai dan menghormati adat istiadat orang lain, menghargai dan menghormati cara berpikir orang lain dan sebagainya (Ihsan, 2016 : 117).
PENUTUP
Faktor-faktor perkembangan serta pertumbuhan umunya di bagi menjadi tiga yaitu: nativisme (bawaan sejak lahir), empirisme (lingkungan), serta konvergensi (gabungan).
Pola pembentukan karakter pada anak dan remnaja di sebabkan oleh faktor lingkungan baik itu lingkungan keluaraga, maupun lingkungan sepergaulan. Perhatian serta pengawasan dari orang tua memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan karakter anak dan remaja, selain itu pengaruh lingkungan pergaulan juga turut andil besar dalam perkembangan khususnya pada masa remaja, apabila lingkungan pergaulannya baik maka akan menjadi pribadi yang baik pula, sebaliknya apabila lingkungan pergaulannya kurang baik akan berdampak buruk bagi perkembangannya.
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin. 2010. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Ar-
Ruzz Media.
Ihsan, masykur. 2016. Pengaruh Terpaan Media Internet Dan Pola PergaulanÂ