Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Bachtiar
Muhammad Yusuf Bachtiar Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Pergaulan terhadap Pembentukan Karakter Anak dan Remaja

20 April 2021   16:15 Diperbarui: 20 April 2021   16:35 4468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Persoalan mengenai faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, dirumuskan oleh para ahli dengan jawabn yang bermacam-macam. Pendapat yang bermacam-macam itu pada pokoknya dapat di golongkan menjadi tiga golongan, yaitu pendapat para ahli yang mengikuti aliran nativisme, empirisme, dan konvergensi (Baharuddin, 2010 : 66).

  • Nativisme

Para ahli yang mengikuti aliran nativisme berpendapat bahwa perkembangan individu itu semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir. Natus berarti lahir, perkembangan individu semata-mata bergantung tergantung dari pembawaannya. Menurut teori ini, pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa. Pandangan seperti ini disebut dengan "Pesimisme Paedagogis".

Dikatakan bahwa aliran ini bersifat pesimistis karena tanpa membutuhkan peran pendidikan. Sejak zaman dahuli hingga sekarang, orang berusaha mendidik generasi muda karena pendidikan merupakan suatu hal yang perlu dan urgen unyuk dilakukan. Konsep nativisme tidak dapat menjadi aliran karena pengaruh lingkungan dan pendidikan dianggap tidak ada. Para ibu, guru, dan orang tua tidak perlu mendidik anak-anak karena tidak ada gunanya, tidak dapat memperbaiki keadaan yang tersedia menurut dasar.

  • Empirisme

Aliran ini bertentangan dengan aliran nativisme. Jika pengikut aliran nativisme berpendapat perkembangan itu semta-mata terdapat pada faktor dasar, maka pengikut aliran empirisme berpendapat bahwa perkembangan itu semata-mata berasal dari faktor lingkungan. Tokoh utama aliran i ni adalah Jhon Locke (1632-1704). Doktrin aliran empirisme terkenal dengan teori "tabula rasa". Doktrin tabula rasa ini menekankan pentingnya arti pengalaman , lingkungan dan pendidikan dalam arti perkembangan manusia itu semata-mata bergantung dari lingkungan dan pengalaman pendidikannya, sedangkan bakat serta pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya. Aliran ini telah memunculkan "optimisme paedagogis".

  • Konvergensi

Aliran ini merupakan gabungan antara aliran empirisme dan aliran nativisme yang menggabungkan arti nereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia. Tokoh utama konvergensi yang bernama Louis William Stern (1871-1938) menganggap bakat sebagai kemungkinan yang telah ada pada masing-masing individu dapat dikembangkan apabila ditunjang dengan pengaruh lingkungannya. Bakat yang sudah ada sebagai kemungkinan jika mendapat penharuh lingkungan yang serasi, belum tentu dapat berkembang, kecuali bakat itu sudah matang. Oleh karena itu yang perlu dipertimbangkan adalah kematangan. Dalam pendidikan, kematangan ataupun kondisi fisik akan memperoleh pengakuan sosial apabila individu yang bersangkutan mengusahakn social learning (belajar berinteraksi dengan orang lain atau kelompok serta menyesuaikan diri dengan nilai-nilai serta minat kelompok) (Baharuddin, 2010 : 66-69).

Kematangan dalam belajar melibatkan faktor bersama-sama yang membentuk readiness, yaitu:

Perlengkapan dan pertumbuhan fisiologis, termasuk kelengkapan pribadi tubuh, alat-alat indra, kapasitas intelektual.

Motivasi: menyangkut kebutuhan, minat, serta tujuan-tujuan individuuntuk mempertahankan serta mengembangkan diri.

Kedua hal di atas merupakan potensi peserta didik yang memungkinkan dirinya bebas memilih antara mengikuti atau menolak sesuatu dari stimulus lingkungan tertentu yang hendak mengembangkan dirinya. Tinggi rendahnya mutu hasil perkembangan peserta didik terdiri dari dua faktor:

Faktor intern, yaitu faktor yang ada dalam diri peserta didik yang meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan dirinya.

Faktor ekstern: faktor yang kaitannya dengan hal-hal yang datang dari luar diri siswa baik lingkungan, pendidikan, dan pengalaman yang dilaluinya dalam berinteraksi dengan lingkungan (Baharuddin, 2010 : 69).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun