Gila! Siapa orangtua yang tega membuang anak ini? Sungguh tidak manusiawi! Di mana kasih seorang ibu terhadap anaknya? Mengapa mereka bisa begitu jahat meninggalkannya di sini?
Mulut bayi yang kecil itu semakin mengerang. Beberapa nyamuk kecil menggigit kulitnya. Ada sedikit tetes air mata mengalir di pipi. Ia seperti sedang kesakitan.
"Pak, ini anak siapa? Bapak tahu orang yang membuangnya? Bapak lihat tidak siapa berjalan ke sini tadi?" tanyaku kembali pada penjual minuman. Saya kira dia pasti tahu.
"Saya tidak lihat siapa-siapa, Pak!"
Perasaanku berkecamuk. Selain ingin sekali marah kepada siapa orangtuanya, aku tidak tega meninggalkannya sendiri di sini. Kuambil kardus itu dan kuletakkan dalam mobil yang kuparkir tidak jauh dari situ. Kubawa pulang dengan tanpa berpikir jauh sedikit pun. Aku benar-benar kalut dikuasai emosi.
"Ini anak siapa?" Ibu berteriak. Ia terkejut, seusai aku membuka pintu rumah. "Kamu bawa pulang anak siapa?" ibu masih berteriak. Kali ini lebih kencang. Masa bodoh, dalam hatiku. "Nanti kujelaskan, Bu!" kataku singkat.
Aku masuk ke dalam kamar. Aku menuju kamar mandi, mengambil air hangat, dan menuangkannya ke dalam baskom kecil. Aku mengambil bayi perempuan itu dari dalam kardus. Aku mengambil handuk, meresapkannya ke air hangat, lantas mengusap bayi yang masih menangis itu.
"Ga, itu anak siapa?" Ibu berkacak pinggang di pintu kamarku yang terbuka.
"Sudahlah, Bu. Sudah. Nanti kita bicarakan. Sekarang biar saya urus dulu bayi ini. Kasihan sekali dia."
Bayi itu masih menangis. Malam sudah sangat sepi. Karena ibu tidak mau suara tangis itu membangunkan tetangga -- entah karena naluri keibuannya -- ibu tiba-tiba datang mendekatiku, menggendong bayi itu, dan menimang-nimangnya. Aku membersihkan diri dari percikan darah.Â
"Kamu masih lajang, Ga. Mau jadi apa nanti kalau dilihat orang, kamu membesarkan seorang bayi? Dikira mereka, kamu sudah punya istri dan bercerai. Kamu mau jadi bahan omongan tetangga?" Ibu memberi pertimbangan dalam emosinya yang mulai reda karena kasihan akan cerita bayi yang sudah kujelaskan padanya.