Mohon tunggu...
Hoja Nasarudin
Hoja Nasarudin Mohon Tunggu... -

Urip kuwi mung mampir ngombe, ora bakal urip selawase ( Hidup itu Cuma ibarat mampir minum , ga bakal hidup selamanya )

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Apa yang Hendak Dia Bela dengan Aksinya?

6 Desember 2016   10:50 Diperbarui: 10 Desember 2016   09:26 1886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya tidak ikut, nak Hoja, sudah tua saya, buat apa, berdoa di rumah saja cukup buat saya, namun cucu saya nekat dan maksa untuk ikut aksi damai itu, saya larang, ibukota jauh sekali, dia mendiri belum pernah ke Ibukota, saya khawatir" ujar Pak Mahmud.

"Namun dasar anak muda, kekeuh maunya berangkat juga, mana jalan kaki, ya terpaksa saya ijinkan, namun kami orang susah nak Hoja, saya tidak punya uang untuk uang saku cucu saya, terpaksa saya jual kambing saya, untuk uang saku cucu saya, saya khawatir dia sesampainya di Ibukota, terlunta-lunta, tidak ada saudara, susah pulangnya, semoga uang penjualan kambing itu bisa mengantarkan dia pulang," cerita Pak Mahmud.

"Sudah pulangkan dia Pak Mahmud?" Tanya Hoja.

"Sudah nak Hoja," jawab Pak Mahmud sambil mengajak Hoja dan Jaka ke kamar, cucu Pak Mahmud masih tertidur.

"Lihat nak Hoja, sudah dua subuh dia sulit dibangunkan gara-gara terlalu letih ikut acara aksi damai, apa yang dia mau bela, agamanya? atau aksinya? Subuh saja dia mulai malas untuk bangun," ujar Pak Mahmud sedih.

"Saya tidak bisa menilai apa yang cucu Pak Mahmud bela, namun sesuai niat saya, saya bersyukur bisa menemui Pak Mahmud, bisa bersilaturahmi, dan ini sekedar rejeki dari saya buat Pak Mahmud," ujar Hoja sambil menyelipkan amplop ke tangan Pak Mahmud.


Semula Pak Mahmud menolak, namun Hoja memaksa, dan berpamitanlah Hoja dan Jaka, pulang kembali ke desanya.

"Hoja, kenapa pula kau memberi amplop ke Pak Mahmud, kan itu bisa buat ongkos kita pulang, selama perjalanan aku terus yang beli bensin dan makanan kita," ujar Jaka protes dalam perjalanan pulang.

"Kalau langit memuliakan Pak Mahmud yang rela menjual kambingnya demi cucu yang ingin ikut aksi damai, kenapa pula kita tidak memuliakan Pak Mahmud dengan sekedar uang sebagai pengganti kambingnya yang dijual," ujar Hoja.

"Dan kamu Jaka, jangan mengeluh uang kamu yang terpakai untuk perjalanan kita ini, keluhmu akan menghapus pahalamu, mau?" tanya Hoja lanjut.

"Tidak Hoja, aku ikhlas menemani kamu, ya sudah mari kita pulang," ujar Jaka.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun