Disonasi Kognitif adalah sebuah teori dalam psikologi sosial yang membahas mengenai perasaan ketidaknyamanan seseorang akibat sikap, pemikiran, dan perilaku yang saling bertentangan dan memotivasi seseorang untuk mengambil langkah demi mengurangi ketidaknyamanan tersebut. Istilah disonansi kognitif pertama kali dipopulerkan oleh seorang psikolog bernama Leon Festinger pada tahun 1950an (wikipedia).Â
Rasa ketidaknyamanan inilah yang memicu pertentangan antara batin dan logika seperti yang sudah Saya singgung sebelumnya, karena kita selalu dipaksa untuk mengikuti sistem yang sudah ada, sedangkan sistem itu menghambat ide yang kita punya sehingga terjadilah ketidaknyamanan.Â
Jika kalian masih belum bisa mengerti, lihatlah Saya (Hara Nirankara) dengan perspektif anti mainstream, dengan sudut pandang lain yang gila, dengan segala bentuk pemikiran "tidak wajar" sehingga banyak netizen yang kepanasan dengan tulisan Saya. Ya, Saya selalu berusaha menampilkan "sisi gelap" diri Saya melalui banyak tulisan.
Jika kita ingin membahas lebih lanjut, sebenarnya The Dark Triad Personality dan The Shadow Self pembahasannya akan jauh lebih panjang karena akan berhubungan dengan hirarki tertinggi dalam peradaban umat manusia, yaitu budaya. Namun, dikarenakan mood Saya yang gampang sekali berubah, maka Saya langsung saja ke inti dari tulisan ini.
Seperti yang sudah Saya singgung di awal paragraf, bahwa sifat manusia itu ada banyak sekali macamnya. Maka dari itu, baik psikopat, sosiopat, merupakan dua contoh dari sekian banyak macam sifat manusia.Â
Ingat dengan postingan sebelum ini? Jika psikopat dianggap sebagai penyakit mental atau gangguan kepribadian, maka ada yang salah dengan standar moralnya.Â
Tapi jangan khawatir, jika kalian merasa sebagai seorang psiko atau sosiopat dan ingin menghilangkannya, ada satu cara efektif sebagai solusi, yaitu Shadow Work. Apa itu shadow work? Silahkan pelajari sendiri.