Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Rumus Rumit Perkara Seks

25 Oktober 2020   22:53 Diperbarui: 25 Oktober 2020   22:57 1920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namanya Arion, seorang lelaki muda yang merasa hidupnya penuh dengan tekanan, merasa depresi tatkala harus selalu mengalah dengan keadaan. Jika dibilang broken home, bukan. 

Namun kehidupannya di dalam keluarga juga tidak begitu menyenangkan. Terlahir sebagai anak bungsu tidak membuat Arion merasa diistimewakan, malah justru sebaliknya. Yaitu mengalah demi saudara-saudara tertuanya. Kalau boleh mendeskripsikan sedikit, Arion ini artinya mempesona, terbukti dengan banyaknya wanita yang terpikat oleh tatap mata Arion.

Jika dilihat secara fisik, dia orang yang biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa. Dia juga bukan pribadi yang berprestasi, atau bahkan salah satu mahasiswa kesayangan Dosen. 

Tapi yang pasti pada diri Arion, orang yang murah senyum, setia kawan, selalu membuat teman-temannya tertawa, bicara apa adanya walau kalimat yang keluar dari mulutnya begitu menyakitkan.

Sekilas, jika diperhatikan dari luar, dia orangnya seperti tidak mempunyai beban dalam hidup, minim konflik, tidak complicated. Ya, citra yang seperti itulah yang selalu disematkan oleh teman-teman Arion kepadanya. Tapi tidak ada satu orang pun yang tahu tentang kehidupan internal Arion, tidak ada satupun yang tahu. 

Dalam sisi internalnya, dia sama sekali tidak pernah menceritakan beban hidup yang hampir membuatnya gila kepada siapapun. Jika di rumah terdapat konflik, Arion tidak pernah menunjukan hal itu di depan teman-temannya, di depan orang lain. 

Bahkan kepada pacarnya pun, dia tidak pernah menceritakan persoalan internal yang menimpanya. Untuk memahami seseorang yang mengidap bipolar tidaklah mudah, bahkan untuk membaca kepribadiannya bagaikan menyusun serpihan kaca yang tak beraturan. 

Arion ini moodnya gampang sekali berubah. Kadang good mood, kadang bad mood, kadang abstrak, bahkan random dalam satu waktu. Tapi walaupun dengan mood yang tidak beraturan itu, Arion tidak pernah membuat teman-temannya merasa risih.

Ketika sedang good mood, Arion suka bercerita yang indah-indah. Susunan kalimatnya mengalahkan Socrates, bahkan Russell. Ya, terkadang ia menjadi orang yang sangat bijak, kadang menjadi orang yang dianggap murtad. Namun ketika tengah bad mood, dia menjadi pribadi yang pendiam, tidak banyak kalimat yang keluar dari mulutnya, dan tentunya sikap diam itu membuat teman-temannya heran.

Pernah suatu ketika Arion selama beberapa minggu tidak pernah ikut berkumpul dengan teman-teman kampusnya, bahkan sekedar ikut ngopi pun, tidak. Ketika sedang berada di dalam kelas, Arion juga menjadi patung, tidak seaktif biasanya. Dan ketika semua bad mood itu memuncak, Arion merayu pacarnya untuk berhubungan seks. 

Ya, ketika bipolarnya sedang memburuk, hanya seks yang mampu menyembuhkannya. Dalam hal ini tentu pacarnya tidak keberatan. Toh, mereka sudah saling percaya, berkomitmen agar tidak terjadi kesalahan yang menyebabkan adanya seorang bayi di rahim pacarnya.

Arion walau terlihat noob dalam urusan seks, bahkan dianggap belum pernah berhubungan seks oleh semua temannya, ternyata dia merupakan lelaki yang pro ketika di ranjang. Hal inilah yang membuat pacarnya merasa keenakan dan tidak kapok ketika disuruh untuk berhubungan seks dengan Arion.

Di saat merasa bipolarnya kambuh, Arion melampiaskannya lewat adegan ranjang dengan permainan yang ia ciptakan sendiri. Sedangkan pacarnya hanya pasrah menerima keenakan yang diberikan oleh Arion. 

Gaya bercinta, irama, hingga desahan selalu diprioritaskan oleh Arion demi mencapai klimaks yang tinggi. terkadang Arion dan pacarnya berhubungan seks di sebuah hotel, terkadang juga di kos-an punya teman Arion. Sekali berhubungan seks, Arion bisa bertahan selama 30 menit tanpa obat kuat. Hal itu dikarenakan Arion telah menemukan strategi ketika bercinta. 

Di saat sedang membuat pasangannya terangsang, Arion menempatkan senjatanya pada salah satu bagian yang tidak terlalu sensitif. Sedangkan jika pasangannya sudah klimaks, Arion sedikit menggeser senjatanya ke arah yang terdapat sensitivitas. Dan, akhirnya Arion bisa klimaks dengan sempurna. 

Puncak klimaks itulah satu-satunya obat bagi bipolar yang dialami oleh Arion. Dengan begitu, mood yang tadinya buruk, seketika berubah menjadi baik.

Saya membangun narasi seperti di atas tentunya mempunyai sebuah tujuan, yaitu agar seks tidak lagi dijadikan sesuatu yang tabu. Karena bagi saya, edukasi seputar seks masih minim di Indonesia. 

Kita semua tahu, dengan kondisi yang dialami oleh seorang bipolar pun, nyatanya itu dapat membantu memperbaiki suasana. Jika kalian merasa bukan orang suci, tidak pandai dalam beribadah, atau bahkan seorang yang cupu sekalipun, tidak ada salahnya melampiaskan segala beban hidup yang kalian miliki lewat seks. 

Yang saya tekankan di sini bukan berarti saya menyuruh orang yang tengah mempunyai masalah berat untuk melakukan tindakan asusila, tetapi sedikit lebih baik dari itu. 

Yaitu dengan sedikit keluar uang guna ke tempat pelacuran.Kalian pernah dengar nama Jalaludin Rumi? Seorang muslim seperti Rumi juga menganggap seks bukan lagi hal yang tabu. 

Bahkan seingat saya, ketika saya dan teman saya tengah berdiskusi masalah seks dan menyinggung sedikit tentang Jalaludin Rumi, teman saya berkata seperti ini: di suatu ketika ada seorang pria yang tengah mabuk, yang ada di pikiran pria itu hanyalah "jika bertemu dengan siapa saja di perjalanannya, dia akan membunuh orang itu." 

Tapi ternyata pria yang penuh dengan emosi itu bertemu dengan seorang pelacur. Tahukah kamu, Ra, apa yang dilakukan pria itu kepada pelacur tersebut? Tanya teman saya. "tidak tahu", jawab saya. Pria yang tadinya ingin membunuh itu justru berhubungan seks dengan pelacur tersebut. Dan ketika sudah klimaks, niatan untuk membunuh sudah tidak lagi ada. Seingat saya teman saya berkata demikian.

Lalu teman saya itu sedikit bercerita mengenai temannya yang sudah beristri. Suami -- Istri itu sedang ribut, cekcok. Dirasa tidak ingin terlalu pusing, suami itu pergi ke kedai kopi malam-malam, menghabiskan sebagian malam itu bersama kawan-kawannya. 

Dan tahukah kamu, Ra, ketika sudah pulang ke rumah, suami itu mengajak istrinya berhubungan badan. Setelah klimaks, konflik yang sebelumnya memanas itu seketika menghilang.

Jika kalian masih ingat dengan tulisan saya yang berjudul "Paradoks Tentang Seks", pasti kalian akan semakin paham, bahwa saat ini menempatkan perkara seks sebagai hal yang tabu, sudah tidak lagi relevan. Semua orang berhak berbicara mengenai seks. Entah itu Pelacur, Ulama, orang awam, bahkan kafir sekalipun.

Masih seputar ngopi dan diskusi tempo hari, konteks yang ia maksud sebenarnya sama dengan hal yang sering saya bahas. Bagi kalian yang sering mengikuti tulisan saya, pasti tidak akan asing dengan tema kali ini, yaitu perkara seks dan kebutuhan. 

Semua orang yang ribut di luar sana, entah dunia nyata ataupun dunia maya. Semua orang yang tengah berdebat, cekcok, adu argumen bla bla bla, maupun berbeda pilihan politik, pasti mendadak akan kompak, satu barisan ketika sedang mendalami obrolan tentang seks. 

Ini fakta, dan bagi saya teramat lumrah bila fenomena seperti ini terjadi. Namun anehnya banyak orang yang mengingkari dan melaknat bla bla bla, bersabda tentang UU ITE dan sejenisnya, berkomentar layaknya orang suci yang tidak membutuhkan seks.

Lalu saya berkata kepada teman saya itu, semakin banyak tempat prostitusi dibasmi, situs-situs porno diblokir, maka semakin meningkat pula demand pasar. Ketika demand naik, supply menurun, yang terjadi akan semakin bertambah parah. 

Pemerkosaan, pelecehan, hingga yang berujung pembunuhan, rata-rata dilatar-belakangi oleh urusan seks dan kebutuhan. Korban pemerkosaan beragam, dari yang lansia, dewasa, anak-anak, bahkan kepada bocah lelaki. Pelaku lelaki biasanya tanpa jaim, memangsa yang dirasa menggoda. 

Beda lagi dengan wanita, berita terbaru ada seorang wanita yang tewas dibunuh oleh pria yang dipesannya untuk keperluan seks. See? Ini masalah kebutuhan, dan sampai saat ini saya masih tetap mengacu pada hukum supply and demand.\

Beralih ke masalah miras dan narkoba. Indonesia begitu ramai oleh kasus miras oplosan hingga rebusan air pembalut. Itu semua terjadi bersamaan dengan semakin ketatnya aturan pemerintah mengenai bab itu. 

Hal-hal semacam miras oplosan dan rebusan air pembalut kembali digandrungi bersamaan dengan semakin meningginya harga dua kebutuhan tersebut. Ini kembali lagi ke masaah supply and demand yang saya singgung tadi.

Lalu ada lagi fenomena nikah muda dan poligami. Untuk dua fenomena ini sudah beberapa kali saya bahas, dan memang benar dua fenomena itu sangat erat kaitannya dengan seks untuk kebutuhan biologis. 

Jika nikah muda dan poligami didasari atas perintah agama, bagaimana bisa sebagian orang yang mengaku alim itu bagai tersambar petir ketika almarhum Gus Dur berkata bahwa Al-Qur'an adalah kitab porno? Bukankah apa yang dikatakan mendiang Gus Dur benar adanya? Perkara nikah muda dan poligami sebagai bukti nyata yang sangat relevan dengan saat ini.

Jika pemerintah berupaya mengurangi hal-hal yang berbau porno dan candu, itu terbilang susah. Hitung-hitungan perkara seks tidak sesimpel algoritma dalam matematika. 

Pemerintah berupaya membatasi tempat prostitusi, sedangkan banyak anggota/orang pemerintahan sibuk mencari kepuasan, sibuk memilih pelacur guna memenuhi kebutuhan biologisnya. 

Di Aceh, banyak larangan tentang yang dekat dengan seks, porno, tapi banyak juga orang pemda Aceh yang mencari dan memilih pelacur di luar Aceh guna memenuhi syahwat mereka. Ini benar adanya, dan bagi saya lumrah sekali ketika sudah berbicara mengenai seks.

Namun anehnya, masyarakat kita dididik seolah untuk menjadi pribadi yang munafik. Di media sosial, media massa, media cetak, orang-orang munafik sok suci itu berkata bla bla bla mengenai seks, siksa neraka, siksa zina, dlsb, tapi di satu sisi mereka menjadi pelaku dari aktivitas yang akan mendapat siksaan itu.

Saya rasa belum ada satupun negara di dunia ini yang berhasil mengatasi perkara seks bagi setiap warga negaranya, dan saya pribadi memaklumi hal tersebut. Saya jadi teringat sebuah komentar dari fake account di instagram saya. 

Dia bertanya "lalu apa yang bisa dilakukan untuk menahan kecabulan. Apakah harus dibuatkan UU?", saya menjawab, untuk apa harus ada UU? Perkara kecabulan itu ranahnya personal. 

Kemudian ia sedikit menggelitik dengan berkata "sebaiknya ngapain agar kecabulan itu hilang?". Saya jawab, "banyak, bisa dengan membaca buku, mendengarkan musik, atau beraktivitas apapun agar kecabulan itu hilang sesaat dari otak." 

Dan kolotnya, ia masih tetap bebal, argumennya berputar-putar hingga saya jenuh meladeninya. Intinya, orang itu pro kepada poligami dan nikah muda.

Perkara seks, terlebih untuk menguraikannya sangatlah rumit seperti benang kusut. Dan untuk mencari jawabannya, membutuhkan rumus yang Saya yakin, pasti sangat rumit. 

Ketika berbicara masalah seks, kita harus mengesampingkan agama, norma, bahkan aturan dalam negara. Tiap orang membutuhkan seks. Entah itu bersenggama dengan istri, pacar, selingkuhan, pekerja seks komersial, bahkan onani. 

Kita tidak bisa menilai orang hanya karena ia terkadang berpikiran cabul, dan kita tidak bisa melarang orang untuk tidak berpikiran cabul. Selama masih dalam koridor yang berlaku, tidak merugikan orang lain, suka sama suka, kenapa tidak?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun