Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Membedah Konsep Berpikir Manusia

27 Juli 2019   21:02 Diperbarui: 27 Juli 2019   21:18 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Hara Nirankara

Dan apakah itu yang disebut dengan cinta? No! It's absolutly wrong! Itu namanya sange! Kamu merasa terangsang kemudian membuat perasaanmu berdrama dan berakhir dengan sebuah cinta? Apa yang kamu rasakan itu tidaklah nyata! Kamu hanya sange, ingin menyepong penis, ingin dikentu oleh lelaki yang kalian suka. It's all about sex! Masihkah kalian mengelak? Saya sendiri sudah mendapatkan sample dari satu lelaki kemayu yang katanya ingin mencari pacar. 

Saya pancing untuk mengirimkan naked photo, dia menolak dengan retorika "saya tidak murahan. Saya tidak seperti yang kamu kira." Dan setelah saya mengabaikan beberapa pesan yang masuk dari dia, dia lantas mengirimkan foto bugil. Kamu bilang itu cinta? No sex? Bullshit! Dan tahukah kalian wahai para pembaca, apa yang dia inginkan? Katanya ia sange dan ingin menikmati penisku. What? Segampang itukah? Baru kenal, chat beberapa menit, dan langsung ngajak kentu? Sungguh saya kelabakan untuk menganalisis pola pikir mereka.

Satu contoh kasus lagi.

Ada dua lelaki yang berteman baik. Sangat baik dan begitu dekat. Salah satu dari mereka, sebut saja namanya Jono. Jono merasa jatuh cinta kepada teman baiknya, Joni. Kedekatan yang terjalin di antara keduanya membuat Jono jatuh cinta kepada Joni. Jono tiap harinya memikirkan Joni. "sedang apakah Joni. Sudah makankah dia. Kira-kira Joni sedang bersama siapa?". Setiap malam Jono memikirkan Joni. Memimpikan Joni. 

Jono selalu kepikiran tubuh Joni, kulit Joni, aroma Joni. Kemudian Jono berfantasi sedang mengulum penis Joni, Joni sedang 'menggenjot' anus Jono. Jono berfantasi seperti itu menjelang tidurnya. Apakah itu yang dinamakan dengan cinta? Jatuh cinta? Sadarlah wahai kawanku. Apa yang kamu anggap sebagai cinta, it's not real! Kamu hanya menginginkan seks. Tidak lebih. Contoh kasus ini adalah kisah nyata. Saya tidak sedang mengarang cerita.

Bagi kalian yang merasa ingin mempunyai pacar Top manly. Sadarlah. Kalian harus bisa membedakan mana kebutuhan dan mana keinginan. Kalian hanya sedang ingin mempunyai patner sex. Bukan patner hidup. Apa yang menyandera logika kalian hanyalah semu, tidak nyata. Kalian hanya ingin kepuasan karena memang orientasi seksual kalian berbeda. Ada orang yang ingin kentu dengan sapi, ayam, kucing, bahkan sabun batang yang dilubangi. 

It's all about sex! Kalian hanya memerlukan media [penyalur] hasrat/orientasi seksual kalian. Masih ingat dengan napi yang berhubungan seks dengan napi lain? Mereka sama-sama lelaki. Mereka sama-sama kriminal. Di dalam diri mereka tidak ada sisi kemayu sedikit pun. Lantas apa yang mendasari mereka untuk melakukan hubungan seks sesama jenis? Karena memang di sana mereka dikumpulkan dengan sesama lelaki. Bayangkan jika mereka [napi] dikumpulkan dalam satu sel dan tidak mengenal gender? Pasti mereka lebih memilih wanita untuk menyalurkan hasratnya.

Kasus napi di atas juga terjadi di pondok pesantren. Bukan hanya pondok untuk belajar agama Islam. Tapi semua agama. Banyak film biografi yang menggambarkan kehidupan sekolah agama dan terjadi kontak seksual sesama jenis. Mereka yang hidup lama di sekolah agama, ketika mereka tidak sanggup untuk menahan propaganda libido masing-masing, pastilah mereka akan melakukan hubungan seksual sesama jenis. 

Hal itu dilakukan karena memang mereka tidak diperbolehkan untuk melakukan hubungan sosial dengan lawan jenis dengan durasi yang lama. Namun setelah mereka meninggalkan pondok pesantren? Mereka hidup seperti biasa dan kentu dengan lawan jenis. Kasus sekolah agama ini real! Nyata! Bukan hanya satu atau dua orang yang mengalami. Tapi banyak.

Teruntuk kalian yang masih tetap keras kepala mencari pacar Top manly, sadarlah! Apa yang kalian rasakan tidaklah nyata. Kalian hanya membutuhkan media untuk menuruti orientasi seksual kalian yang memang berbeda. Coba perbaiki pola pikir kalian. Gunakan logika kalian. Jangan gunakan perasaan. Terlebih, nafsu. Kalian harus bisa berfikir secara jernih demi kelangsungan orientasi seksual kalian.

BAGIAN 4
Apa sih tujuan saya menulis dari bagian 1 sampai 3? Saya hanya ingin menyadarkan kalian semua. Saya hanya ingin membedah konsep berfikir manusia yang begitu kompleks. Apa yang terjadi di dunia ini hanya ada dua hal: benar dan salah. Kalian harus menggunakan logika kalian semaksimal mungkin agar tidak ada penyesalan nantinya. Pada bagian 1 sudah saya katakan bahwa kita hidup di jaman Post Modernisme yang tidak mengenal kata salah dan benar. Semuanya relatif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun