Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Membedah Konsep Berpikir Manusia

27 Juli 2019   21:02 Diperbarui: 27 Juli 2019   21:18 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Hara Nirankara

"ada orang lain yang "lebih" dari pasangan". Kasus ini lumayan banyak terjadi di kalangan masyarakat. yang jadi pertanyaan, lebihnya dalam bidang apa? Bukankah setiap orang mempunyai porsinya masing-masing? Perihal orang lain itu lebih ganteng/cantik, itu tergantung persepsi masing-masing. Jika ada orang lain yang lebih ganteng/cantik, dan kamu tertarik kepada mereka, pikirkan lagi. Fisik itu hanya sementara. Semakin tua, akan semakin keriput. Dan juga beruban. 

Pikirkan lagi jika kamu berniat selingkuh karena orang lain itu memiliki fisik yang "lebih" dari pasanganmu. Apakah kamu akan mengkhianati pasangan resmimu? Mengkhianati agama serta Tuhanmu? Mengkhianati saksi-saksi? Berfikirlah! Apa yang kamu rasakan itu hanya sementara. 

Perasaanmu itu tidak mewakili kebenaran dan kesalahan. Bahkan, perasaanmu itu bisa berakhir dengan penyesalan yang membuat logika berfikir "seharusnya aku memikirkan matang-matang keputusanku untuk berselingkuh". See? Logikalah yang menentukan mana yang benar dan mana yang salah.

Masalah kekuarangan materi ini, semua manusia memang tidak pernah merasa puas. Katakanlah ada seorang wanita yang hidupnya miskin dan ingin keluar dari kemiskinan dengan cara menjual diri. Perkara menjual diri ini sah-sah saja. Silahkan menjajakan diri dan dapatkan materi sebanyak-banyaknya. 

Tapi jangan sekali-kali menjajakan diri dengan menjadi selingkuhan/istri tidak resmi dari lelaki yang sudah sah beristri. Jelas kamu akan salah karena telah "merampok" jatah materi dari orang lain. Setiap minggu/bulan, terus begitu hingga yang sah terlupakan. Bagaimana jika posisi berbalik? Kamu yang jadi istri sah, dan suami sudah tidak lagi perhatian serta memberimu nafkah? Sakit bukan? Itulah gunanya otak yang ada di kepala kita. Untuk mikir! Untuk menampar perasaan yang ambiguitas!

Lelaki juga banyak yang menjadi simpanan tante-tante yang sudah bersuami. Dan berfikirlah wahai lelaki. Bagaiman psikologismu jika menemui istrimu sendiri sedang ena-ena dengan pria lain? Kompleks! Pola pikir manusia begitu komplek. Sudah saya singgung, kan, pada bagian 1? Lalu bagaimana dengan mereka yang kelebihan materi? Kasusnya sama dengan mereka yang kekurangan materi. Bedanya, yang kelebihan ini yang gencar mencari. Bahkan bisa juga aji mumpung. Yang kelebihan bertemu dengan yang kekurangan materi. Tapi lagi-lagi logikalah yang paling menentukan. Berfikirlah!

BAGIAN 3
Pada bagian ini saya ingin menyoroti dunia LGBT, terkhusu kepada mereka yang GAY. Alasan saya memasukan tema Gay dalam bagian ketiga ini bermula dari kebosanan saya. Seperti yang pernah saya singgung sebelumnya kalau saya memasuki dunia Gay karena tuntutan novel yang sedang saya garap. Saya harus terjun langsung agar mengerti karakter mereka, istilah di dunia mereka. Dan, selama saya mengamati, saya disuguhkan dengan sebuah fenomena seorang lelaki kemayu yang ingin mempunyai pacar seorang lelaki tidak kemayu. 

Dulu saya iseng bertanya kepada salah seorang gay yang katanya lebih tertarik kepada lelaki. Kalau dilihat secara fisik, jelas saya kalah jauh, hehe. Tapi saya menang dalam satu hal. Saya tidak memiliki penyakit HIV, sedangkan ia punya karena tertular oleh pacarnya [lelaki] dulu. Saya iseng bertanya kenapa lelaki setampan dia tidak memacari wanita. Dan betapa kagetnya saya ketika ia menjawab, "saya tidak tertarik kepada wanita". 

Dia juga berkata bahwa dia tidak bisa ereksi dengan wanita. Ia lebih gampang ereksi bila melihat lelaki tampan [sesuai seleranya] walau lelaki itu memakai gamis. Saya perlu waktu lama untuk berfikir dan baru dapat jawabannya beberapa saat lalu. Otak saya berfikir dan menghasilkan jawaban konyol: kenapa tidak memakai obat kuat/minuman untuk ereksi/tissue magic? Saya yakin walaupun kemaluan dia tidak bisa ereksi ketika melihat vagina, dengan bantuan obat yang saya sebutkan tadi, kemaluan dia akan tegang juga akhirnya. 

Yang perlu ia lakukan hanya memasukkan kemaluannya ke kemaluan si wanita dan nikmatilah walau terpaksa. Konyol? Memang. Dan, para lelaki kemayu itu pasti akan berkata "tidak sesimple itu". Tapi bagi saya, why not? You should to try.

Saya sendiri jijik setengah mati ketika membaca bio mereka yang tertulis "I'm bottom looking for bf Top manly." Rasanya saya ingin sekali menampar muka mereka keras-keras dan berkata "Oh, boy. Apa yang kamu rasakan itu tidaklah nyata!". Mereka mencari pacar Top yang manly. Seriously? Saya yakin, mereka akan dengan mudah terangsang melihat lelaki tampan walau dengan pakaian gamis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun