Mohon tunggu...
Hioe Cindy
Hioe Cindy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Seorang pekerja keras yang tertantang untuk menjalankan pengalaman baru dan memberi dampak positif untuk sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Kita vs Pelari Maraton

24 Oktober 2017   18:58 Diperbarui: 24 Oktober 2017   19:02 1715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk menjaga suhu tubuh kita tetap normal, tubuh kita akan mengeluarkan keringat. Pada saat kita berlari, tubuh kita akan mengeluarkan energi dan panas. Kenaikan suhu ini nantinya akan membuat pembuluh darah pada tubuh kita melebar. Lalu dari pori-pori kulit akan mengeluarkan air, garam, sedikit urea, dan panas untuk mengatur suhu tubuh kita.

Dengan berkeringat, kita akan mendapatkan banyak manfaat seperti detoksifikasi racun, menyeimbangkan cairan tubuh, membersihkan pori-pori kulit, dan mengurangi berat badan.

Setiap orang normal, pasti sistem pada tubuhnya didukung oleh kinerja sistem gerak, sistem peredaran darah, sistem ekskresi, dan sistem yang lainnya. Sebenarnya, hal ini juga sama dimiliki oleh para pelari maraton pada umumnya. Karena pada dasarnya, para pelari maraton jugalah sama dengan orang-orang normal. 

Satu hal yang perlu kita ingat, pelari maraton berbeda dengan pelari sprinter. Karena maraton adalah lari dengan jarak jauh dan waktu yang lama, sedangkan sprint adalah lari dengan jarak dengan dengan waktu yang cepat. Sebenarnya kunci sukses dari pelari maraton adalah memiliki 2 kaki dan mampu berdiri serta berjalan cepat dalam waktu yang lama.  Maka masalah kemampuan, sebenarnya setiap orang normal memiliki kemampuan yang sama seperti para pelari maraton. Yang membuat mereka unggul adalah karena faktor-faktor seperti:

  • Pengaturan pola hidup. Contohnya istirahat yang cukup, mengatur pola makan, menjaga kesehatan, dan menjaga kebersihan.
  • Pengaturan pola makan. Pola makan yang baik salah satunya dengan memperhatikan nilai gizi dari makanan yang dimakan seperti air, karbohidrat, vitamin, lemak baik, dan zat besi.
  • Dan yang terpenting adalah latihan cukup dan stabil setiap waktu. Contohnya dengan membuat jadwal latihan mingguan.

Manusia sendiri juga sebenarnya sudah memiliki komponen yang tersusun dalam tubuh kita yang dapat mendukung kita dalam berlari. Contohnya fungsi tiga saluran setengah lingkaran untuk menyeimbangkan diri; refleks pandangan mata yang tetap terjaga dengan stabil meskipun ada pergerakan naik turun dari kepala; otot gluteus maximus yang berfungsi dalam penstabilan bagian tubuh atas; lengan yang berukuran pendek agar lebih efektif dalam pengayunan; lutut untuk menahan guncangan; dan telapak kaki yang seperti bantalan untuk berlari. 

Selain itu, kita juga memiliki otot tendon achilles yang tetap elastis dan sendi pada pergelangan kaki yang memiliki kinerja yang bisa diibaratkan sebagai tuas. Dengan adanya sendi, dapat menyebabkan kita menghemat 50% energi kita, karena 50% dari energi yang dikeluarkan akan disimpan untuk melakukan langkah berikutnya. Dengan menggunakan energi kinetik yang tersimpan, kita akan mampu berlari jarak jauh dengan mengeluarkan sedikit saja upaya. 

Tapi perlu diingatkan jika kita tetap memerlukan energi (salah satunya energi ATP) yang berguna sebagai bahan bakar tubuh kita. Kita dapat memperoleh ATP dari beberapa metode berbeda. Saat kita berlari dalam waktu yang panjang, sel-sel kita dipaksa untuk memproses energi yang tidak efisien (glikolisis). Dengan berlari lebih lambat, mitokondria akan bekerja lebih efisien yang disebut sistem Krebs. 

Disamping itu, tubuh kita juga memiliki kemampuan yang baik dalam memproduksi energi contohnya lewat sel mitokondria. Untuk mencegah otot agar tidak kaku, kita juga membutuhkan glukosa dalam bentuk karbohidrat. Maka dari itu, sebenarnya manusia normal sendiri sudah dibekali kemampuan dan komponen yang mendukung dalam berlari. Dan hal itu, tentu saja juga dialami oleh pelari maraton biasa.

Masalah kesehatan sebenarnya bukanlah hal yang sangat perlu untuk ditakutkan dalam melakukan lari maraton. Karena dalam sebuah survey yang dilakukan, angka kematian akibat dari lari maraton juga sangatlah kecil. Ada sebuah survey yang dilakukan terhadap 750.000 pelari maraton di Inggris. Dan dari angka itu, didapatkan bahwa risiko kematian akibat lari maraton ini kurang dari 1 banding 100.000 pelari. Malah justru olahraga lari dianjurkan karena dapat menurunkan resiko terserang penyakit jantung, diabetes, dan stroke.

Nah, akhirnya anda telah selesai membaca penjelasan dan alasan-alasan ilmiah saya tentang orang normal memiliki kemampuan berlari sama dengan pelari maraton. Sekarang, saatnya saya memberikan beberapa kesimpulan dari topik yang saya angkat pada artikel saya ini. Pertama-tama saya ingin menegasakan sekali lagi bahwa saya setuju terhadap pernyataan bahwa orang normal memiliki kemampuan berlari sama dengan pelari maraton. Yang menjadi alasan saya yang pertama adalah sebenarnya setiap orang normal sudah dibekali komponen dan sistem-sistem organ yang sama dengan pelari maraton pada umumnya, tapi mungkin kemampuan itu belumlah maksimal untuk dapat dikeluarkan. 

Alasan yang kedua adalah lari maraton sebenarnya tidak memerlukan syarat yang terlalu berat karena lari maraton lebih terfokus pada ketahanan diri terutama sistem gerak kita. Hal ini berbeda dengan lari sprint yang mengandalkan kecepatan waktu. Alasan ketiga adalah angka risiko kematian akibat lari maraton sangatlah kecil dibandingkan penyakit seperti diabetes dan akibat terlalu lama duduk. Bahkan, lari maraton cukuplah dianjurkan untuk mengurangi risiko terserang penyakit seperti stroke, penyakit jantung, dan diabetes. Yang membuat orang normal kalah dengan pelari maraton adalah karena pengaturan pola hidup kita yang sering kali salah dan terutama jadwal latihan para pelari maraton yang stabil dan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun