Mohon tunggu...
Hilyatul Maknunah
Hilyatul Maknunah Mohon Tunggu... Lainnya - -

Gubuk rasa semata

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Malam Itu, Semoga

24 Februari 2021   13:53 Diperbarui: 24 Februari 2021   14:03 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bergilir disebut nama nama
Menuju panggung pusat mata terarah
Sejuk damai dengan iringan shalawat
Tangis, tepuk tangan beradu
Turut mengiringi langkah yg kemudian sampai, lalu memberikan senyuman

Barisan senyum berjajar seolah berkata "Ini mahkota untukmu kelak, Ayah Ibu"

Dikalungkan serban ke leher leher yang selama ini kokoh menyangga lelah letih perjuangan

Gemuruh haru tertahan menyesakan dada
derai bening mengalir tanpa perintah begitu saja
Semerbak angin malam turut menyumbang kesyahduan

Seusai mengalungkan,
seolah serban tadi mengisyaratkan pesan
"Lantunan ini tak hanya pelipur lara di dunia, tapi juga teman setia menuju Husnul Khatimah."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun