Sinar matahari menyeruak di jendela kamar.
Hari sudah pagi dan matahari segera berjalan lebih tinggi.
Namun, aku masih merasakan gelap nan sunyi.
Sunyi di lingkungan sekitar, bukan pada isi kepala.
Sebab, otak terus berdendang membuat irama yang membuat diri bingung, terutama hati.
Entah ke mana arah tulisanku,
Aku hanya ingin menulis dan memberi jalan untuk air mata yang ingin mengalir.
Seperti berada di sebuah goa,
Gelap, sendiri, dan tidak nyaman.
Kaki dan badan berusaha berdiri kokoh, namun tidak dengan bahu.
Bahunya mengendur dan tatapan matanya kosong.
Pikirannya selalu mengarah pada kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
Kicauan dan sikap negatif orang lain seperti jeruji besi.
Dirinya hanya bisa diam dan merasakan ketidaknyamanan yang tejadi di setiap lini kehidupannya saat ini.
Terkadang, aku, kamu, dan kita kurang rasa mengerti, bersikap sesuka hati, dan minimnya empati.
Kurang menyadari dan menghargai beberapa hal perbedaan, seperti karakter, perspektif, dan emosi.