Perlahan tapi pasti, pantai air panas disulap oleh Yesaskar dan istrinya menjadi bersih dan rapih, terlebih keberadaan puluhan pohon di pantai menambah indahnya pantai. Kondisi inilah yang membuat warga mulai tertarik untuk datang menikmati pesona pantai air panas.
Yesaskar mengungkapkan, saban hari mereka berada di pantai untuk memastikan kebersihan pantai, serta melayani para pengunjung. Untuk itu, dia memutuskan untuk membangun rumah papan di lokasi wisata untuk menjaga pantai.
Rumah tersebut, letaknya persis di dekat tempat parkir kendaraan para pengunjung. Karena, di pantai sangat sulit mendapatkan air bersih, sehingga air bersih pun didatangkan dari rumah lalu menjual kepada pengunjung saat mereka memanfaatkan untuk mandi.
"Kami memutuskan untuk tidur di lokasi wisata pada hari senin sampai sabtu, sementara di malam minggu kami kembali ke rumah untuk melaksanakan ibadah pagi hari di gereja," ujarnya
"Selain air untuk mandi dan minum, berbagai makanan ringan, serta kelapa muda juga kami sediakan," imbuhnya.
Walaupun sebagai seorang non-muslim, Yesaskar berjanji jika iuran dari karcis pengunjung telah memungkinkan, praktis dia bakal membangun musala di lokasi wisata, serta menambah toilet.
Rencana membangun musala, kata Yesaskar, lantaran pengunjung di lokasi wisata air panas lebih dominan kaum muslim. Sehingga, penyediaan musala merupakan pilihan yang tepat, agar jika tibanya waktu salat para pengunjung dapat melaksanakan salat.
Begitupun dengan fasilitas umum seperti toilet, hingga kini baru tersedia 2 buah toilet darurat untuk pengunjung. Toilet tersebut tanpa atap, sehingga jauh dari kata memuaskan. Untuk itu, dia berjanji bakal membangun toilet agar pengunjung merasa makin nyaman.
"Selain musala dan toilet, saya berencana membangun bangunan berukuran sedang untuk dijadikan gedung pertemuan, jika lokasi wisata dikunjungi oleh tamu-tamu penting dari pemerintah kabupaten atau dari pusat," jelasnya.