Kondisi inilah kata Yesaskar membuat pemerintah memutuskan untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) pada 2024 lalu dengan memanfaatkan panas bumi di desa Tawa.
"Informasi yang kami dapatkan, PLTU di desa Tawa merupakan program strategis nasional yang dikerjakan Perusahan Listrik Negara (PLN)," ucapnya.
Resmi Dikelola Pada Tahun 2014
Sebelumnya lokasi ini belum begitu dikenal, lantaran belum ada akses jalan masuk ke pantai. Pemilik lahan sekaligus pengelola wisata pantai air panas Tawa, Yesaskar Madito mengatakan pada awalnya tidak sedikit pun terbersit ide untuk menyulap lokasi kebunnya menjadi tempat wisata.
Dia dan istrinya memang hanya konsentrasi sebagai petani, sehingga pada akhir pekan, mereka hanya menghabiskan waktu di kebun, kemudian kembali menjalani rutinitas di rumah.
Sebagai seorang petani, Yesaskar diangkat oleh dinas pertanian Halmahera Selatan sebagai ketua Federasi Pertanian desa Tawa Bacan Timur. Menjadi ketua Federasi Pertanian, Yesaskar makin tambah giat mengelola lahan perkebunan.
Dan' tepat pada awal tahun 2014, ia bersama ketua federasi petani di pedesaan terpilih diikutkan oleh Dinas Pertanian Halsel untuk melakukan studi banding ke kota Malang Jawa Timur.
Berada di kota Malang dan berkunjung ke wisata Batu, ayah empat anak ini mulai terinspirasi dengan pengelolaan wisata Batu. Di sini, ia mulai tertarik untuk mengelola lahan perkebunannya menjadi sebuah destinasi wisata pantai.
"Setelah kembali pulang ke kampung, dengan bermodal cangkul dan sekop saya langsung bekerja membuat jalan setapak menuju ke pantai, setelah jalan setapak rampung, saya bersama istri masih membenahi banyak hal agar pantai terlihat bersih dan rapih," katanya.