Mohon tunggu...
Hilman Idrus
Hilman Idrus Mohon Tunggu... Fotografer

√ Penikmat Kopi √ Suka Travelling √ 📷

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Cerita Petani Bibinoi Bacan Timur Tengah Menjaga Tanaman di Lahan Perkebunan dari Serangan Kera

6 April 2025   17:21 Diperbarui: 6 April 2025   20:44 846
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga membakar api di lahan perkebunan untuk mengusir Kera. Foto: Hilman Idrus

Dia mengungkapkan, perilaku Kera Bacan saat ini sedikit berbeda dengan puluhan tahun silam. Dia menceritakan, sebagaimana disampaikan oleh kedua orangtuanya, bahwa dulu, perilaku Kera tidak seberingas saat ini. Di mana mereka ingin agar tanaman mereka aman dari serangan Kera, mereka membawa pisang atau buah kelapa muda dan ubi kayu, lalu meletakan di batas lahan perkebunan dan menyampaikan bahwa makanan tersebut adalah jatah mereka.

Dari pemberian tersebut, menurut dia, seperti dituturkan orangtuanya, Kera sangat paham dan mereka tidak mengganggu tanaman di kebun hingga berminggu-minggu. Namun, kini sudah jauh berbeda, hal ini diakuinya, lantaran begitu banyak pohon di hutan yang telah ditebang dan diganti dengan tanaman kelapa dan tanaman bulanan. Sehingga, membuat Kera terdesak lantaran sulit menemukan buah pohon untuk dikonsumsi seperti lazimnya.

"Kalau dulu, orangtua kami bercerita, mereka memberi makanan kepada Kera, dan mereka tidak mengganggu tanaman di kebun, kalaupun ganggu tapi masih dalam batas kewajaran. Tapi, saat ini Kera melihat tanaman seperti ubi jalar dan pisang serta jagung mereka terlihat rakus," katanya

"Jadi, dari seluruh tanaman yang biasa dimakan Kera, Jagung merupakan favorit," sambungnya.

Selain berperilaku yang sangat meresahkan para petani, diakui Jamal, masyarakat pada umumnya sangat tahu kalau Kera memang tidak takut pada perempuan. Hal ini ia kerap menyaksikan saat berada di lahan perkebunan.

Apabila Kera bergerombol menyelinap masuk di lahan perkebunan, dan mereka meminta kepada istri atau anak perempuan untuk melempar, agar Kera bergegas pergi ke hutan. Namun, yang terjadi malah sebaliknya, yakni Kera tetap berdiri di batas kebun. Jika laki-laki yang berteriak, maka Kera dengan cepat berlari.

"Iya, kalau perempuan, Kera tidak takut, dan sering dia (Kera) terkesan tidak menghiraukan, bahkan mereka kembali menggertak," katanya.

Kondisi ini diakui Jamal, seperti Kera yang memetik buah jagung dan diusir oleh perempuan, mereka sangat tahu, bahwa mungkin perempuan sangat lemah. Sehingga, mereka menggenggam buah jagung dengan dua tangan dan berlarian menggunakan dua kaki. Tapi, jika melihat laki-laki, Kera hanya membawa jagung menggunakan satu tangan, dan berlari menggunakan dua kaki dengan dibantu satu tangan, agar gerak langkahnya makin cepat.

Buah kelapa muda yang dimakan Kera. Foto: Hilman Idrus
Buah kelapa muda yang dimakan Kera. Foto: Hilman Idrus

"Kera sangat takut kepada laki-laki, jadi jika telah memetik buah jagung, dia hanya mengandalkan satu tangan memegangnya dan menggigit jagung, karena dia sangat takut jika dikejar dan ditangkap," ujarnya.

"Terkadang Kera laki-laki terlihat sangat marah jika diusir, prinsipnya dia sangat melindungi anak-anak dan istrinya, sehingga begitu diusir terlihat Kera yang lebih tua memastikan semua Kera dalam kondisi aman untuk merangsek ke hutan, barulah yang tua (besar) menyusul" sambungnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun