Uang Lebih Berguna untuk Hal yang Berjangka Panjang
Banyak Gen Z berprinsip, lebih baik menginvestasikan uang ke hal yang punya dampak jangka panjang daripada pesta satu malam. Misalnya,
- Honeymoon sederhana tapi bermakna. Tidak harus ke luar negeri, bisa ke tempat yang benar-benar memberi pengalaman bersama.
- Tabungan rumah. Meski kecil, cicilan rumah atau kontrakan jelas lebih bermanfaat dibanding dekorasi bunga yang layu sehari setelah pesta.
- Perabotan dasar. Kasur, lemari, kompor, atau kulkas, barang-barang yang justru membuat hidup sehari-hari lebih nyaman.
- Dana darurat. Tidak ada yang bisa menebak masa depan. Memiliki cadangan dana akan membuat pasangan lebih tenang menghadapi kemungkinan buruk.
Dengan begitu, pernikahan bukan hanya perayaan cinta, tapi juga persiapan matang untuk hidup bersama.
Sederhana Bukan Malu
Salah satu stigma terbesar adalah menganggap menikah sederhana sebagai tanda "tidak mampu" atau "memalukan."
Berani menolak tekanan sosial dan fokus pada apa yang benar-benar penting bukanlah kelemahan, melainkan kekuatan.
Gen Z ingin mengubah narasi ini, pernikahan sederhana bukan berarti cinta yang sederhana. Justru, cinta yang kuat tidak perlu pembuktian lewat pesta besar-besaran yang mewariskan hutang setelahnya.
Mereka paham bahwa rumah tangga bahagia tidak lahir dari sorotan lampu pesta, melainkan dari kerja sama, komunikasi, dan kesiapan menghadapi realita hidup.
Tradisi Bisa Dihormati Tanpa Harus Membebani
Banyak yang menganggap memilih menikah sederhana berarti menolak tradisi. Padahal, menghormati tradisi bisa dilakukan dengan cara lain.
Misalnya: tetap melakukan akad dengan khidmat, tetap melibatkan keluarga dalam prosesi penting, tetap menjaga nilai budaya, tapi tanpa harus membebani finansial pasangan.