Mohon tunggu...
Hilma Nuraeni
Hilma Nuraeni Mohon Tunggu... Content Writer

INFP-T/INFJ Book, nature, classical music, and poem🍁 Me and my writing against the world 🌼

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jangan Nahan Emosi, Jangan Nahan Tangis, Jangan Jadi Orang Nggak Enakan

5 Juni 2025   08:30 Diperbarui: 4 Juni 2025   22:28 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Pexel/Andrea Piacquadio)

Jangan Nahan Emosi, Jangan Nahan Tangis, Jangan Jadi Orang Nggak Enakan

Pernah nggak sih kamu ngerasa penuh? Kepala sumpek, hati sesak, badan capek, tapi kamu nggak tahu harus gimana. Rasanya kayak pengen marah, pengen nangis, pengen cerita, tapi nggak keluar. Kamu cuma duduk, diem, pura-pura kuat padahal di dalam dirimu udah riuh kayak badai. Kalau kamu lagi ngerasa kayak gitu sekarang, artikel ini buat kamu.

Kamu Bukan Lemah Karena Punya Emosi

Pertama-tama, mari luruskan satu hal, punya emosi bukan kelemahan. Nangis, marah, kecewa, sedih, itu bukan pertanda kamu gagal jadi manusia kuat. Justru sebaliknya, emosi itu tanda kamu hidup, kamu peduli, kamu berjuang. Yang bikin kita hancur justru bukan karena kita terlalu emosional, tapi karena terlalu sering menahan apa yang seharusnya dikeluarkan.

Bayangin kamu punya rumah yang tiap hari kemasukan sampah, tapi kamu nggak pernah buang. Kamu tahan aja semuanya di dalam. Lama-lama, rumah itu bukan cuma bau, tapi juga sesak dan nggak layak huni. Nah, hati dan pikiran kamu pun sama. Kamu perlu tempat untuk membuang, mengeluarkan, dan merapikan kembali apa yang mengganggu.

Menahan emosi bukan solusi. Itu cuma penundaan rasa sakit yang akhirnya meledak dengan cara yang lebih menyakitkan.

Jangan Nahan Tangis, Karena Tangis Itu Penyembuh

Banyak dari kita dibesarkan dengan narasi "jangan cengeng", "jangan lemah", "tahan air mata". Apalagi kalau kamu laki-laki, kamu mungkin sering dengar kalimat: "Cowok nggak boleh nangis." Padahal, tangisan bukan tanda kekalahan, itu tanda tubuh sedang melepaskan luka.

Menangis itu proses alami untuk mengurangi tekanan. Ada penelitian yang bilang, air mata emosional mengandung hormon stres. Artinya, saat kamu nangis, tubuhmu sedang membantu kamu untuk lebih tenang. Nggak heran kalau habis nangis, rasanya plong, kayak ada beban yang sedikit terangkat.

Jadi, jangan tahan. Kalau kamu perlu nangis, nangis aja. Nggak harus ada yang ngerti, nggak harus ada yang lihat. Menangis sendirian bukan berarti kamu kesepian, kadang itu justru bentuk paling jujur dari proses mencintai diri.

Jangan Jadi Orang Nggak Enakan

Jadi orang yang "nggak enakan" sering kali berujung pada hidup yang nggak jujur. Kita bilang "nggak apa-apa" padahal sakit. Kita bantu orang lain padahal kita sendiri lagi butuh bantuan. Kita senyum padahal dalam hati hancur.

Pola ini membuat kamu hidup dalam versi palsu dari dirimu sendiri. Dan makin lama kamu bertahan jadi orang "baik" yang nggak pernah nolak, semakin kamu jauh dari kebutuhan dan kenyamanan dirimu sendiri.

Mencintai diri sendiri itu bukan egois, itu perlu. Batas antara peduli dan mengorbankan diri itu tipis. Tapi kamu bisa belajar mengenalinya. Kalau kamu terus bilang "iya" padahal batinmu bilang "tidak", itu tanda kamu perlu belajar berkata jujur. Kamu boleh menolak. Kamu boleh bilang "aku capek." Kamu boleh bilang "aku nggak sanggup."

Ingat, menjaga hati sendiri bukan berarti menyakiti hati orang lain. Justru kalau kamu hidup dalam kebenaran dan ketulusan, orang yang benar-benar sayang akan memahami dan menghargai batasmu.

Berbicaralah pada Diri Sendiri

Kadang kamu nggak butuh solusi cepat diwaktu itu juga. Kamu cuma butuh ruang untuk bicara dengan dirimu sendiri. Ambil waktu untuk duduk, tarik napas panjang, dan tanya pelan, kaya:

"Kamu kenapa?"

"Apa yang lagi kamu rasain?"

"Apa yang kamu butuhkan sekarang?"

Kedengarannya sederhana, tapi pertanyaan ini sering kita abaikan. Padahal, dengan bertanya pada diri sendiri, kita belajar memahami isi hati yang selama ini cuma kita pendam.

Tulis perasaanmu. Nggak harus puitis atau rapi. Tulis aja semaumu. Nggak ada yang bakal menilai. Kadang, proses menulis bisa jadi cara untuk membebaskan isi kepala dan hati. Kamu akan kaget melihat betapa banyak yang kamu simpan selama ini.

Mencintai Diri Bukan Soal Memanjakan, Tapi Merawat

Mencintai diri bukan berarti memanjakan diri secara berlebihan, tapi memberi yang kamu butuhkan secara jujur dan sehat. Kadang cinta pada diri berarti istirahat, bukan terus bekerja. Kadang cinta pada diri berarti mengatakan "cukup", bukan memaksakan diri demi validasi. Kadang cinta pada diri berarti melepaskan seseorang yang membuatmu merasa kecil, meski kamu masih sayang.

Cinta pada diri adalah keberanian untuk memilih jalan yang sehat meski tidak selalu mudah.

Hidup Boleh Berat, Tapi Kamu Nggak Harus Menanggung Semuanya Sendiri

Kalau kamu lagi di titik terendah, kamu mungkin merasa semuanya gelap. Tapi kamu harus tahu, kegelapan nggak akan bertahan selamanya. Akan ada cahaya, meski sekarang belum terlihat. Dan kamu nggak harus jadi kuat setiap waktu. Nggak apa-apa kalau kamu merasa lelah. Nggak apa-apa kalau kamu belum tahu harus gimana. Tapi jangan berhenti mencintai dirimu di tengah semua ketidakpastian ini.

Buka ruang untuk merasakan. Izinkan dirimu jujur. Peluk dirimu sendiri kalau orang lain nggak bisa. Dan kalau kamu merasa perlu bantuan, carilah. Terapi, teman yang kamu percaya, tulisan yang menyentuh, semuanya bisa jadi cahaya kecil untuk kamu bertahan.

Kamu layak dimengerti. Kamu layak diberi ruang. Kamu layak bahagia, bahkan oleh dirimu sendiri.

Jadi, mulai hari ini..

Jangan tahan emosi.

Jangan tahan tangis.

Dan jangan terus jadi orang yang nggak enakan.

Karena kamu juga berhak hidup sebagai manusia seutuhnya, dengan segala rasanya, dengan segala perjuangannya, dan dengan cinta yang pelan-pelan kamu beri ke dirimu sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun