Mohon tunggu...
hikmah
hikmah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - الف ليلة وليلة

Setiap kali air mata terjatuh, aku memilih memungutinya dengan haru, untuk kudaur ulang menjadi serangkaian aksara yang mampu kau baca. Dan apabila kau merasakan getir saat membaca tulisanku, bisa jadi, tulisan itu lahir dari air mata paling pilu yang pernah kujatuhkan!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Biarkan Kosong Tak Terisi

22 Oktober 2022   20:15 Diperbarui: 22 Oktober 2022   20:27 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku memang begitu membenci dan sudah sangat lelah dengan kesendirian ini.


Tapi, bukan berarti aku harus jadi serakah dengan memaksakan seseorang untuk menemani kesepianku!


Aku tak ingin memaksakan siapapun untuk mengisi kekosongan ini, biarlah tetap kosong, hingga nanti datang seorang yang benar-benar tulus atas kehendaknya sendiri melengkapiku.

Bukan karna dia merasa kasihan, bukan pula karna sudah tak ada pilihan lain selain aku yang tersisa, bukan karna keterpaksaan yang merenggut kebebasannya memilih.


Aku tidak melihat kesendirian ini sebagai sesuatu yang harus dikasihani, aku juga tak ingin kebaikanku dipandang sebagai sesuatu yang sifatnya transaksional yang harus ada timbal baliknya.


Aku ingin semua terjadi secara natural tanpa dibuat-buat dan ada unsur keterpaksaan di dalamnya. Karna sungguh menyakitkan, ketika suatu hubungan dibangun berdasarkan keterpaksaan dan rasa kasihan!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun