Mohon tunggu...
HIJRASIL
HIJRASIL Mohon Tunggu... Administrasi - pemula

menjadi manusia seutuhnya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Sang Sufi

22 Mei 2018   05:19 Diperbarui: 22 Mei 2018   06:52 1009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (pixabay)

Namanya soleh, rizal berkenalan dengannya lewat andi, saat mengajak soleh ke kosannya di daerah terban tak jau dari kampus mereka. Saat pertama kali bertemu rizal mulai tertarik dengan pembawaan soleh yang berciri khas seorang ustad dari pondok pesantren, berjanggut tidak terlalu panjang, warna hitam pada dahi, membuat soleh begitu cepat ditebak melalui pikiran yang berlalu-lalang di depannya. 

Akhirnya sangkaan rizal pada soleh mendapat titik pembenaran, ketika soleh bercerita tentang aktivitasnya di luar kampus. Soleh adalah salah satu santri yang ikut nyantri di pondok pasantren raudatul jannah di solo. Selain sebagai santri yang belajar pada pondok pesanten, soleh juga di berikan tanggung jawab untuk mengajari santri junior lainnya.

Saat masih semester awal perkuliahan, soleh sering menginap di tempat  andi setiap hari kamis dan jumat karena jarak solo dan jogja lumayan jauh. Meskipun hanya di tempuh waktu satu jam lebih, sebagai seorang santri yang belajar di pondok pesantren, soleh harus mengatur waktunya untuk pesantren dan kampus biar tidak berantakan kegiatan kulianya dan belajar agama di pondok.

Bercerita dengan soleh, ciri khasnya sebagai seorang santri tidak bisal di hilangkan. ayat-ayat Al-Quran dan hadis selalu saja berselang seling keluar dari mulutnya mencari ruang kosong untuk di isi, diangkatnya dalam setiap pembicaraan, sekaligus sebagai pembenaran untuk mematahkan lawan saat berdiskusi.  Untuk itulah Rizal begitu tertarik untuk berteman dengan soleh. 

Maklumlah rizal bukan orang yang pandai agamanya, meskipun dari kecil dia di sekolahkan di tingkat Madrasah, kemudian berlanjut saat sekolah menengah pertama di masukkin orang tua di Tsanawiah dan saat lulus melanjutkan sekolah di Sekolah Menengah Atas yang masih berlabelkan Islam. Sejak kecil rizal sudah dirancang orang tuanya untuk kelak nanti menjadi anak yang tahu tentang agama.

***

Kini saat lulus dari SMA rizal melanjutkan kuliah di salah satu Universitas Islam di jogja, sering teman-temannya menyindir sebagai kampus insya Allah islam. Maklumlah tidak semua kampus yang berlebel islam produknya sesuai dengan lebelnya. Karena semasa sekolah sering bandel, jarang masuk sekolah rizal merasa menyesal karena tidak banyak pelajaran agama yang dikuasainya. Lewat perkenalan dengan soleh rizal berharap bisa mengambil sedikit pelajaran agama darinya.

Pada semester dua, soleh mengungkapkan pada andi kalau dirinya ingin mencari kamar kos di sekitaran daerah stasiun lempuyangan, alasannya adalah karena jadwal kuliah di semester dua begitu padat, hampir seminggu full. 

Dan alasan soleh ingin mencari kosan di dekat stasiun lempuyangan biar dia balik ke solo tidak jauh dari stasiun keberangkatan. Akhirnya setelah menelusuri kos demi kos di daerah lempuyangan bersama andi, soleh tidak mendapatkan satupun kos yang diinginkannya. Akhirnya soleh memutuskan tawaran rizal untuk menempati salah satu kamar kos yang berdekatan dengan rumah kosnya, kebetulan sudah tidak di tempati sejak ditinggal  mas musa yang sudah selesai studinya tiga bulan lalu dan kini sudah kembali di kampung halamannya di jambi. 

Setelah menempati salah satu kamar, relasi antara rizal dan soleh semakin intens. Artinya rizal mempunyai banyak kesempatan untuk bisa belajar pada soleh yang dianggapnya lebih memumpuni dalam hal ilmu agama. Dalam hal agama, rizal selalu bertanya pada soleh tentang hal-hal yang berkaitan dengan sholat, baik tata cara, doa dan waktu-waktu dalam menjalankan, baik wajib maupun sunnah.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun