Mohon tunggu...
H.F. Ribaay
H.F. Ribaay Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa Informatics/Computer Science ITB Bandung, Resimen Mahasiswa Mahawarman Batalyon I / ITB, Never Crack Under Pressure

Selanjutnya

Tutup

Puisi

"Melodramatic Fools" (1)

21 Januari 2018   09:00 Diperbarui: 21 Januari 2018   09:03 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika aku memandangi langit di hamparan malam. Terlihat gelap namun tetap terasa terang dengan dikelilingi jutaan bintang. 

Menariknya, selalu ada satu bintang yang paling terang yang akan menarik perhatian. Dan ketika bintang itu menghilang, maka malam akan terasa gelap sunyi seolah langit hanyalah sebuah kekosongan.

Itulah yang kurasakan ketika melihat dia menghilang dari hidupku. Setiap kehidupan manusia bagaikan langit malam yang luas dan gelap. 

Sedikit demi sedikit aku menaruh mimpi dan harapan. Merakit semuanya satu persatu sehingga harapan ini yang akan menjadi bintang di kehidupanku. Namun ada satu bintang yang paling terang dan sulit terabaikan, yaitu kamu. Dan akhirnya bintang itu menghilang.

Yang kulihat hanyalah gelap, saat menyadari bahwa kau telah pergi dari hidupku. Butiran kenangan terpaku menyatu menjadi pasir yang beterbangan. 

Terhempas seolah tak percaya bahwa akan segera hilang. Karena seandainya masih tersisa, tak tahu kapan aku akan lupa. Atau akan terjerat selamanya. Kupilah satu-persatu butiran itu, kurakit menjadi keberanian untuk mengungkap kejujuran.

Hati tak pernah bohong, seiring naluri membawaku untuk membawanya. Satu-satunya cahaya yang kuharap menjadi cahaya terakhir dikehidupanku. Kesetiaanku tak kan berpaling. Jikalau cinta tak beralih. Percayalah ini cinta yg takkan mati.

Cintaku ini tuli, tak akan pernah mendengar bisikan siapapun.

Cintaku ini buta, tak akan melihat apapun kekuranganmu.

Sayangnya cintaku ini bisu, tak bisa mengungkapkan padamu sebesar apa itu.

Tak terhitung berapa daun yang jatuh, setelah ribuan hari ku merasakan cinta ini. Setiap doa yang terbalut dengan kesunyian malam dan heningnya pagi. Terselip namamu dalam tiap gerangannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun