Mohon tunggu...
Hany Ferdinando
Hany Ferdinando Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penikmat buku dan musik yang suka tentang teknologi, psikologi, pendidikan, flora dan fauna, kebudayaan, dan hubungan antar manusia.

Belajar menulis dengan membaca, belajar kritis dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merayakan Hari Kemerdekaan, Haruskah dengan Upacara Bendera?

6 Desember 2019   23:42 Diperbarui: 6 Desember 2019   23:38 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finlandia juga meraih kemerdekaan dengan berjuang. Mereka hidup di bawah tekanan Rusia dan Swedia selama ratusan tahun. Bahkan setelah merdeka pun, mereka masih mengalami invasi seperti yang terjadi dalam Winter War (perang musim dingin) di tahun 1937. 

Dengan kemerdekaan yang diraih hampir 3o tahun lebih awal, maka urgensi untuk membawa generasi masa kini menghargai jasa pahlawan jauh lebih besar bukan!

Cinta tanah air

Hari ini, ucapan guru PMP saya di SMA kembali terngiang di telinga tatkala saya menyadari bahwa 6 kali saya merayakan kemerdekaan Finlandia tanpa menjumpai kegiatan upacara bendera di sekolah. 

Hmmm.... mungkin karena dingin, jadi upacara tidak dilakukan. Awal Desember suhu di Oulu sudah berada di bawah nol dan salju sudah turun sejak Oktober. 

Helsinki pada saat yang sama masih belum menerima salju sama sekali. Tetapi bukankah upacara tetap bisa dilakukan di dalam ruang olah raga, misalnya. Kenyataannya, tidak ada upacara bendera dalam rangka memperingkat kemerdekaan Finlandia.

Pertanyaan saya beberapa puluh tahun yang lalu kembali melintas di pikiran saya. Apakah upacara bendera memang benar-benar sebuah media untuk menanamkan rasa cinta tanah air?

Bagaimana wujud nyata cinta tanah air? Kalau menggunakan bahasa khas PMP, maka jawabannya adalah berbakti kepada nusa dan bangsa. Jawaban klasik yang pasti benar, tetapi masih abstrak. Bagaimana seseorang menunjukkan baktinya kepada nusa dan bangsa?

Berbagai kasus korupsi yang marak di Indonesia, bahkan dilakukan oleh anggota dewan yang terhormat membuat saya bertanya-tanya. Anggota dewa tersebut pasti sudah mengikuti upacara bendera puluhan kali, mungkin ratusan. Namun, sepertinya upacara bendera juga tidak membuat mereka mencintai negara dan bangsa dengan tidak melakukan korupsi!

PNS yang akrab dengan stigma datang terlambat, pulang lebih cepat, dan layanan sekenanya, juga merupakan orang-orang akrab dengan kegiatan upacara bendera. Sebagai abdi negara, bukankah mereka harus menjadi teladan dalam hal mencintai nusa dan bangsa?

Di Indonesia kita juga bisa menjumpai kelompok intoleran yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Jadi, kadar cinta tanah airnya juga perlu dipertanyakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun