Mohon tunggu...
Hawin Fizi Balaghoni
Hawin Fizi Balaghoni Mohon Tunggu...
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Alumni Universitas Negeri Surabaya. Pedagang Kecil dari Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Menulis Menjadi Hobi - Traveler - Marketing.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kangen Bapak

9 Maret 2018   10:02 Diperbarui: 9 Maret 2018   10:03 1170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah perjalanan yang diawali pastilah memiliki titik akhir, itulah yang  sudah seyogyanya pemahaman dari banyak orang. Namun dari itu timbul simpul lain, benarkah semuanya?. Saya memiliki pandangan yang berbeda, sebab memang tidak pernah ada yang setara derajatnya. Ini tentang kedekatan batin yang dipersatukan dan diberi pagar-pagar cinta. Semisal Kedekatan orang tua kepada anak-anaknya yang selalu memiliki ruang yang tidak terbatas wujudnya. Ada yang bilang Firasat, Telepati, Sambung Batin, dll apakah itu nyata? Yah, benar. Ruang-ruang itu dapat menjadi salah satu bukti, ada dimensi yang tidak mampu dipelajari oleh akal, tapi mampu ditelaah dengan hati dan cinta. Maka percayakah kamu jika ada yang meninggalkan kita, maka sebenarnya dia sungguh meninggalkan kita?, saya tidak percaya itu, Sebab menurut saya di dunia ini tiada yang benar-benar pergi.

 Setiap dari kerinduan yang telah dititipkan atas kepergiaannya menjadi jalan cinta untuk bertemu dalam pertemuaan di dimensi-dimensi yang tidak tampak. Hari ini tepat 1 tahun bapak saya, selalu ada engkau berjalan-jalan di rumah sederhana kita. Selalu ada canda tawamu menerangkan padaku tentang kiai-kiai pesantren. Masih terdengar nasehatmu, juga kisah-kisah masa kecilmu yang pernah engkau kabarkan kepadaku. Bapak, kita masih tinggal dalam satu rumah dalam ruang-ruang rindu yang tiada orang mampu menembus kedekatan kita berdua. Kini telah kita sadari Tuhan begitu sempurna menciptakan mahluknya. Aku bahagia menjadi anakmu, semoga engkau bahagia memiliki anak sepertiku. Hanya kepada-Nya kita kembali. 

" Ya Allah sayangilah orang tuaku, 1 tahun untuk pertemuan kita dalam ruang rindu. Alfatihah "

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun