~ Jalan cinta ini terlalu sulit. Dunia tak merestui, semesta apalagi. Sudah dipastikan aku 'kan dicampakkan dari hadapan-Mu apapun alasanku. Tapi, Tuhan, tulangku serasa disegarkan oleh kehadirannya, jiwa dan dan ragaku bahagia di dekatnya. Pintaku, jangan jauhkan aku darinya, aku hanya tulang-tulang patah, yang remuk jiwa dan raga jika tak bersamanya.Â
***
"Aku ingin selalu bersamamu sampai kapanpun. Sampai selamanya." ungkapnya, "Jika rasa cintaku pudar, mungkin Tuhanlah yang mampu buat." jelas perempuan itu dengan suara lembut yang menenangkan siapapun yang mendengarkan.Â
Permainan ini seperti menusuk jarum di baju rumah tangga yang tak ada robekan sedikit pun. Berharap kan dijahit, atau sekadar menimpa dengan sulaman yang baru.Â
Seorang muda belia, Brandon. Namanya menjadi idola bagi wanita muda yang telah dikaruniai seorang anak laki-laki. Ceritanya menjadi bagian terindah yang tertulis dalam kehidupan wanita yang berumur 28 tahun itu.Â
Perempuan berparas ayu, putih bersih kulitnya, manis senyumnya mengacak-acak suasana hati Brandon. Sebut saja, Ana. Dia diam-diam menimpa janji suci pernikahannya dengan menuliskan nama laki-laki lain yang sekarang masih menempuh pendidikan di jenjang Universitas itu.Â
Katanya, dia jatuh cinta. Bilangnya, dia menyayangi lebih dari apapun. Janjinya, sampai kapanpun cinta ini takkan pernah lalu dari pemuda yang ia kenal dari media sosial itu.Â
Entah kenapa rasa nyaman itu hadir begitu saja, alami tanpa dibuat-buat. Selama tujuh tahun hidup dalam bahtera rumah tangga, baru kali ini ia gugur dalam mengatasi kekacauan yang datang. Ia terlena dengan perhatian dari suara berat pemuda yang hampir setiap malam berbicara dengannya lewat sambungan telepon.Â
Ia sampai berpikir untuk lari dari suaminya demi menemui pujaan hatinya yang baru.Â
"Gak boleh, sayang. Bagaimanapun perasaan kamu, tetaplah hidup bersama suami kamu. Jangan pernah lari untuk menemui laki-laki yang belum jelas hidupnya.Â