Lagu lama itu terus mengalun.
Mengiang menyelinap dalam lamunan.
Saat senja diambang kepudaran.
Dan jiwa bergejolak mengikuti irama.
Dalam bayang-bayang kenangan didesa.
Teringat tembang ilir-ilir tandure wong sumilir.
Tak ijo royo-royo.
Itulah sepenggal bait yang tersisa dibenakku.
Lalu melihat anak-anak menggiring kambing, sapi, kerbau.
Mereka gembira telanjang dada.
Berlarian ditengah ladang, melompat dilumuri becek tanah persawahan.
Sungguh rasanya ingin mengulang waktu kecil.
Saat ini semua berubah jadi pohon-pohon beton menjulang tinggi.
Dan tinggal tembang kenangan tertancap didasar hati, tak tergoyahkan.
Meski warna senja menggores sore hari.
Sungailiat, Maret 2018