Mohon tunggu...
Heru Prasetio
Heru Prasetio Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Lahir dan besar di Palembang , hobi baca, nulis dan mulai suka jalan #JalanHeru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Alasan (Sebenarnya) Rian Tak Suka Durian

12 Januari 2022   06:23 Diperbarui: 26 Maret 2022   16:09 1325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Rian yang Tak Suka Durian (Gambar: thepatriots.asia)

            “Nah, masih dak mau juga? Buka mulut kau biar Wak Hasan suapi. Buka sekarang! Bukaaa! Bukaaa!” Wak Hasan mengambil sebiji durian dan menyodorkan paksa ke mulut Rian.

            “Dak mau, Wak. Aku dak mau. Berhentilah Wak maksa aku makan buah busuk ini. Jangan paksa aku!”

            “Nah, masih nolak kau makan durian dari Wak. Buka mulut kau! Cepat! Buka sekarang! Bukaaa! Kalau dak mau, Wak Hasan ambil kulit durian ini dan kupukulkan ke kepala kau.”

            “Jangan, Wak! Jangaaan. Ampun nian aku!”

            Rian terjaga dari tidur. Ratusan keringat jagung keluar membasahi tubuh dan kasurnya.

***

            Sebenarnya, ada banyak cara yang bisa Rian lakukan agar dapat makan durian lagi. Mulai dari minum air putih yang dituangkan ke kulit durian dengan sisa dari daging durian yang telah dimakan. Makan buah manggis jika masih mual. Hingga minum air garam jika cara sebelumnya belum ampuh. Namun, cara-cara tersebut hanya bisa dilakukan usai menyantap buah khas Asia Tenggara ini. Jangankan menyantap, mengendus harumnya saja dia sudah menyerah.

            Cara alternatif lain yang pernah dicoba Rian tanpa langsung memakan daging buah, misalnya saja  menyantap durian dalam bentuk makanan seperti pancake dan roti isi rasa durian. Dalam bentuk minuman seperti es krim durian dan jus durian. Hingga bentuk yang paling kecil seperti permen rasa durian. Semua hanya bertahan beberapa menit di mulut, sudah itu Rian lepehkan, lalu muntah karena tak tahan dengan bau menyengat dan buat kepala jadi pusing.

            Pantangan makan durian ini tak bisa dia tolerir lagi. Tiap melewati pedagang kaki lima yang menjual durian di pinggir jalan, sudah dipastikan Rian akan putar jalan ke arah lain agar tak mencium bau busuk menyengat dari buah tersebut. Terlebih lagi jika musim panen durian mencapai puncaknya. Di pinggir jalan menjamur pedagang dadakan menjajakan raja buah ini. Berbagai macam durian dari berbagai daerah tersedia. Mulai dari harga yang murah meriah, hingga yang mahal dengan rasa menggugah selera. Durian Tembaga adalah jenis durian yang paling populer di daerah tempatnya bekerja.

***

            Pagi hari hujan deras menghujam bumi. Setelah dihantam mimpi buruk semalam ihwal dipaksa makan durian, niat untuk kerja hari ini mulai menurun. Ditambah lagi acara pesta makan durian yang dilaksanakan besok hari kian membuatnya takut dan trauma. Notif dari aplikasi pesan muncul di HP Rian. Bos Besar mengabarkan di grup kerja bahwa pegawai dari departemen sebelah turut diundang pesta makan durian. Kabar baiknya, di departemen sebelah ada pegawai yang Rian taksir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun