Mohon tunggu...
Heru Subagia
Heru Subagia Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik

Menulis adalah media ekspresi tampa batas,eksplorasi dan eksploitasi imajiner yang membahagiakan . Menulis harus tetap bertangung jawap secara individu dan di muka umum. . Hobi menulis disela -sela kesibukan menjaga toko ,mengurus bisnis ,berkegiatan di umkm dan politik dan bisnis. Lingkungan hidup juga menjadi topik utana bagi penulis untuk advokasi publik berkaitan isu isu penyelamatan dan pelestarian alam . Mari kita gemar menulis , mendobrok tradisi ,menambah literasi dan menggugat zona nyaman berbagai kehidupan .

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

SBY Curiga Pemilu 2024 Banyak Terjadi Kecurangan

21 September 2022   11:20 Diperbarui: 21 September 2022   13:27 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi bahan pertimbangan kepentingan nasional jika pesta demokrasi 5 tahunan ini harus  diwujudkan dalam pesta yang meriah ,murah dan kredibel.

 Rakyat akan merasakan kegembiraan dan luapan emosi bahagia  dengan memilih calon capres yang sudah terseksi ketat dan siap untuk dipertandingkan .  

Kontestan pilpres tidak hanya diukur oleh satu atau dua parameter tetapi sudah melalui kontemplasi yang panjang sehingga kandidat tersebut sudah totalitas dipilih. Rakyat pada akhirnya memilih yang terbaik dari yang baik.

Jika banyak hambatan dan sumbatan demokrasi sampai saat ini, bagaimana bisa  proses pilpres dan pileg 2024  yang berkualitas bisa dijalankan dengan baik dan benar,apa syaratnya?

Sumber malapetaka demokrasi  adalah fanatisme sempit atau ego sektoral baik dilakukan atas nama pribadi atau kelompok/ partai.

Politik pecah belah  sudah membumi dan difatwakan untuk meraih tujuan sesaat dan bagian dari pragmatisme berpolitik  yang sudah turun temurun berkembang.

Tujuan proses berdemokrasi justru lebih kuat daripada upaya menyetujui tujuan berdemokrasi yang sebenarnya. Artinya secara umum ,masyarakat belum siap menerima persepsi atau pemahaman  berdemokrasi yang berkualitas dan efesien .

Euforia demokrasi di Indonesia masih berada dalam portofolio kosong. Rendahnya bobot kualitas pemahaman dan juga aksi berbuat dan bertata cara berdemokrasi yang rendah.

 Koridor demokrasi sulit dipatuhi dan dijalankan. Para  stage holder tidak otomatis menjalankannya baik  oleh  masyarakat dan  elite partai yang seharusnya sudah terdidik dan pengalaman berpolitik .    

Dengan melihat dan mempelajari output politik dari hasil pilpres dan pileg yang sudah dilakukan 5 kali paska reformasi,akan didapatkan beberapa plus dan minus parameter demokrasi yang ada . Secara umum memberikan gambaran  bahwa demokrasi di Indonesia lebih mengedepankan eforia atau angan- angan dari sekedar mengimplementasikan subtansi demokrasi dalam berbagai kegiatan dan kehidupan berpolitik. Legacy  demokrasi ambyar karena banyaknya intervensi tangan setan.  

Penulis melihat ada sumber -sumber kelalaian dan kelemahan dalam   proses demokrasi yang sudah dijalankan di Indonesia paska reformasi .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun