Mohon tunggu...
Heru Subagia
Heru Subagia Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik

Menulis adalah media ekspresi tampa batas,eksplorasi dan eksploitasi imajiner yang membahagiakan . Menulis harus tetap bertangung jawap secara individu dan di muka umum. . Hobi menulis disela -sela kesibukan menjaga toko ,mengurus bisnis ,berkegiatan di umkm dan politik dan bisnis. Lingkungan hidup juga menjadi topik utana bagi penulis untuk advokasi publik berkaitan isu isu penyelamatan dan pelestarian alam . Mari kita gemar menulis , mendobrok tradisi ,menambah literasi dan menggugat zona nyaman berbagai kehidupan .

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

24 Tahun Reformasi Berjalan Mangkrak, ke Mana Saja Para Aktivis 98

25 Mei 2022   13:11 Diperbarui: 25 Mei 2022   14:09 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orde reformasi menciptakan sistem kapitalistik, melahirkan penguasaan ekonomi jatuh pada minor oliqarki yang jumlahnya hanya 2 persen penduduk Indonesia berjumlah hampir 270 juta. Golongan ini berhasil kuasai roda ekonomi nasional sebesar 80 persen.  

Reformasi kebudayaan dan pendidikan tidak memberikan kontribusi nyata terbentuknya manusia unggul dan  berkepribadian luhur. Pemimpin bangsa ini sedang sakit dan sekarat , mempertontonkan etika moral dan budaya yang sangat buruk.

Pelacuran moral dan intelektual sedang marak  terjadi .Kejujuran  menjadi barang langka,kebohongan justru mwnjadi barang dagangan. Perilaku Korupsi meraja Lela.  Budaya santun bermasalah sudah luntur. Nasionalisme  berbudaya Indonesia sudah banyak hilang dan dilupakan dan digantikan dengan nasionalisme dan kebangsaan TiKTOK

Pendidikan tidak melahirkan anak bangsa yang ideologis dan sebaliknya justru memberikan celah  hilangnya kepribadian pengabdian berbangsa  dan bernegara.

Kemerdekaan kurikulum pendidikan  hanya diarahkan kebutuhan biologis pemangku kebijakan terutama disektor  produktif secara ekonomi. Dunia pendidikan ditekankan dalam level kebutuhan transaksional dan produksi. Universitas diarahkan untuk menciptakan manusia siap saji ,siap  bekerja dan terpenuhi kebutuhan jasmani .

Hanya menambah nilai derajat fisik bukan psikis  . Kebutuhan akan ideologi dalam model - model  pendidikan penguatan  ideologi sudah dihilangkan . Pendidikan saat ini lebih condong dalam penyediaan kebutuhan fisik tanpa mempertimbangkan pasokan kebutuhan psikis ideologi berkelanjutan.    

Sejarah kemudi reformasi yang berjalan dari tahun 1998 menuju tahun 2023 atau 24 tahun berjalan, penulis menumpahkan kekecewaan mendalam dan mengikrarkan sebuah usulan  pemberontakan baru untuk menuntut orde reformasi ini segera dihentikan atau dilaksakan pembubaran dalam waktu tempo sesingkat singkatnya.

Orde Reformasi telah berubah dalam ruangan waktu dan tempat  yang sangat suram  dan sudah pada level darurat perubahan. Tugas reformasi untuk modernisasi peradaban dari kesempurnaan penyelenggaraan pemerintahan dan negara  sudah jauh dari agenda awal reformasi.

Di era  reformasi saat ini tidak pernah mengalami jaman keemasan / the golden age. Indonesia justru semakin menambah hutang ,nyaris Rp 7000 T hutang LN di periode kedua  Pemerintahan Jokowi.  Padahal Indonesi harus melompat sebagai bagian dari 4 negara maju di dunia  di tahun  2045. Tidak ada landasan kebijakan dan produk  politik dan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan.  Kondisi bangsa Indonesia masih nampak seperti 50 tahun ke belakang  sejarah peradaban bangsa  Jepang sangat miris sekali.

Indonesia semakin ditinggalkan dengan negara kain berkaitan  perolehan prestasi  kemajuan fisik/ pembangunan  dan peradaban. Minim landmark atau tonggak -tonggak  sejarah berkemajuan yang kokok dengan  visi dan misi jelas  , diciptakan bagi kemajuan negara.
 
Periode  Reformasi sudah banyak  terjadi kebocoran sistemik,berkaitan dengan infrastruktur pilar- pilar kebangsaan. Kontruksi bangunan  reformasi   dari massa ke massa,rezim ke rejim  pemerintahan  justru disalahgunakan.

 Indonesia saat ini tidak mempunyai kiblat konstitusi dan rejim yang kuat  dalam pengelolaan dan  pengendalian keseluruhan aspek aspek berbangsa dan bernegara . Sistem dan bangunan infrastruktur  politik yang berjalan  dijadikan argumentasi debat elite untuk penyesuian kebutuhan dan kepentingan sektoral.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun