Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan Pilihan

24 Tahun Reformasi Berjalan Mangkrak, ke Mana Saja Para Aktivis 98

25 Mei 2022   13:11 Diperbarui: 25 Mei 2022   14:09 312 5

___________

Ditulis Heru Subagia

Sebagain besar rakyat  mengingat betul detik- detik Soeharto mengumumkan turun tahta dari Presiden pada tanggak 26 Mei 1998. Presiden dipaksakan turun jabatan oleh  gerakan besar yang menuntut Reformasi. Hiruk pikuk jutaan  massa demonstran  berhenti disaat Soeharto didampingi BJ Habibie mengumumkan berita pengunduran diri .  Pak Harto menyerahkan tongkat komando kepresidenan RI ke BJ Habibie.

Secara konstitusional  Beliau yang meneruskan langsung  jabatan Presiden. Hal tersebut sesuai amanat konstitusi dimana jika  terjadi pengunduran  diri presiden maka secara otomatis akan digantikan oleh Wakil Presidennya. BJ Habibie menjalankan tugas presiden dalam massa peralihan transisi orde lama ke orde reformasi.

Soeharto terlihat sangat bijak  dan berani mengambil keputusan mundur dari kursi presiden . Tidak ada pertumpahan darah yang lebih luas dan huru- hara sosial dan politik tidak terjadi. Soeharto berinisiatif memenuhi   semua tuntutan dari elemen masyarakat yang menginginkan Soeharto turun.

Dalam pidatonya terakhir ,Soeharto tidak menampakkan kemarahan dan kekecewaan atas desakan mundur dari kursi presiden. Soeharto menyatakan tidak "Pate en"   harus melanjutkan jabatan presiden ketika banyak lapisan masyarakat dan tokoh nasional  orang memintanya.

Gegap gempita paska lengsernya  Soeharto diikuti oleh banyaknya perubahan sistem pemerintahan,ekonomi,  politik dan ketatanegaraan serta perubahan sektor  lainnya sesuai semangat reformasi. Dalam konteks wilayah non politik juga terjadi pergeseran yang sangat  masif. Reformasi telah meluluh lantahkan  struktur bangunan lama yang sudah ditanam dan ditancapkan Orde Baru  selama hampir 30 tahun . Tahun 1998 adalah masa kelahiran orde reformasi bergulir.

Indonesia saat ini justru terjadi terjadi stagnasi dalam  terobosan politik.   Reformasi politik yang buntu  telah terjadi. Semua elite politik menutup mata sejarah dan arah reformasi dikehendaki oleh para penggagas reformasi seperti Amien Rais dan kawan- kawan. Kawan kawan angkatan 1998 yang sudah duduk di parlemen dan pemerintah sudah lupa sebagai pejuang reformis.

Coba kita tanyakan kemana saja dan apa yang mereka telah lakukan  tokoh- tokoh yang terlahir di era reformasi ini?  Mereka bagian tak terpisahkan proses  kejatuhan Presiden Soeharto.  Ada banyak nama aktivis 1998 yang menjadi anggota DPR dan  Menteri.

 Deretan nama aktivis yang pernah dan sedang  nongkrong di Senayan seperti  Budiman Sujatmiko,Rama Tama,Fadli Zon, Fahmi Hamzah, Andian Napitupulu  Dita indah Sari, Andi Arif dan Teten Masduki yang saat ini duduk di salah satu Kementrian di Kabinet Jokowi.

Reformasi setidaknya sudah mengalami transformasi kedewasaan politik padat dan berisi  mengingat usianya hampir 24 tahun terlalui. Usia yang sangat lama untuk melalui dan menempuh perkembangan suatu peradaban.

Dekade  reformasi ini setidaknya sudah  dikomandani 6 presiden yang dipilih melalui mekanisme politik  paling demokratis . Pemilu yang jurdil dan harus menunggu 30 tahun dapat tumbuh dan dijalankan dalam sustem pemilu Indonesia.

Deretan nama 4 Presiden pernah menjabat  dan sedang menjabat saat ini,Habibie,Gus Dur , Megawati ,SBY dan Jokowi adalah produk  presiden di alam demokrasi .SBY dan Jokowi  adalah produk  pemilihan presiden secara langsung.  Reformasi UU Pemilu sebagai bentuk bukti  sejarah jika pemimpin di Indonesia tidak lagi memelihara dan membiarkan pemerintahan otoriter kembali hadir.

Jabatan presiden yang hanya dibatasi 2 periode adalah produk politik orde reformasi sebagai bagian menanggalkan otoritarian dan   dinasti politik.  Demikian juga  menyangkut kepartaian.

Reformasi memberikan ruangan untuk  tumbuh dan berkembang bagi parpol  baru . Pemilu saat ini diikuti oleh puluhan parpol .Dengan berdasarkan  UU Parpol   yang berlaku saat ini ,memudahkan berdirinya partai baru.

Pemilu Legislatif dilakukan dengan menganut sistem proporsional terbuka  memungkinkan semua orang ubtuk terbuka dipilih langsung. Suara terbanyak dan tidak melihat nomer urut dijadikan alat ukur penjaringan  caleg.

Ternyata reformasi dibidang politik mandul dan tidak produktif. Partai Politik dengan ciri kas kepartaiannya. Pemahaman pemikiran berbangsa dan bernegara masih dangkal. Elite partai hanya berfikir kekuasaan dan bagi- bagi kue kekuasaan.

Koalisi  partai di pemerintahan sangat transaksional. Konfigurasi kartel politik justru lebih permanen untuk mendukung eksistensi partai  dan jabatan strategis di BUMN dan pemerintahan .

Minim kerja berbasis kerakyatan dan kesejahteraan untuk keseluruhan yang adil  dan merata .Suara  rakyat hanya dihargai sangat murah dan mereka hadir disaat pemilu tiba.Sebagian  besar Anggota  dewan  sangat jarang turun di dapilnya. Mereka sangat malas menyerap  aspirasi rakyat pemilihnya. Sistem oemiku legislatif yang hanya menguntungkan pihak yang punya modal besar.  

Sudah menjadi rahasia umum  jika untuk menjadi calon legislatif harus berkantong tebal. Dapat membahagiakan  pengurus partai dan bagi -bagi duit yang kenceng pada  calon pemilihnya. Seorang calon yang dinyatakan menang ,suara tersebut harus mampu mengawasi dan mengawal suaranya secara berjenjang , tidak ada pengawalal suara bisa  hilang dan berkurang. Keluar biaya lagi untuk kita pengamanan suara.  

Ekonomi kerakyatan digantikan dalam bangunan ekonomi kapitalistik.  Dari sisi ekonomi terjadi banyak liberalisasi ekonomi baik menyangkut sektor privat dan sektor publik. Kebijakan ekonomi liberal menjadi opsi baru memberikan ruang luas pelaku ekonomi dari rejim monopoli ke rejim ekonomi  liberal / bebas. UU Cipta Kerja yang disahkan Presiden Jokowi tahun 2020 nampaknya pro pengusaha,memanjakan investor dan memperkuat kartel oliqarki .

Kelompok oliqarki yakni para pemodal dana besar dan yang mempunyai  akses di pemerintahan semakin berkuasa dan berpengaruh. Inilah simbiosis mutualisme ekonomi dan politik saat ini yang sedang mewabah dan merusak serta mempersempit keadilan dan pemerataan kesejahteraan ekonomi.

Orde reformasi menciptakan sistem kapitalistik, melahirkan penguasaan ekonomi jatuh pada minor oliqarki yang jumlahnya hanya 2 persen penduduk Indonesia berjumlah hampir 270 juta. Golongan ini berhasil kuasai roda ekonomi nasional sebesar 80 persen.  

Reformasi kebudayaan dan pendidikan tidak memberikan kontribusi nyata terbentuknya manusia unggul dan  berkepribadian luhur. Pemimpin bangsa ini sedang sakit dan sekarat , mempertontonkan etika moral dan budaya yang sangat buruk.

Pelacuran moral dan intelektual sedang marak  terjadi .Kejujuran  menjadi barang langka,kebohongan justru mwnjadi barang dagangan. Perilaku Korupsi meraja Lela.  Budaya santun bermasalah sudah luntur. Nasionalisme  berbudaya Indonesia sudah banyak hilang dan dilupakan dan digantikan dengan nasionalisme dan kebangsaan TiKTOK

Pendidikan tidak melahirkan anak bangsa yang ideologis dan sebaliknya justru memberikan celah  hilangnya kepribadian pengabdian berbangsa  dan bernegara.

Kemerdekaan kurikulum pendidikan  hanya diarahkan kebutuhan biologis pemangku kebijakan terutama disektor  produktif secara ekonomi. Dunia pendidikan ditekankan dalam level kebutuhan transaksional dan produksi. Universitas diarahkan untuk menciptakan manusia siap saji ,siap  bekerja dan terpenuhi kebutuhan jasmani .

Hanya menambah nilai derajat fisik bukan psikis  . Kebutuhan akan ideologi dalam model - model  pendidikan penguatan  ideologi sudah dihilangkan . Pendidikan saat ini lebih condong dalam penyediaan kebutuhan fisik tanpa mempertimbangkan pasokan kebutuhan psikis ideologi berkelanjutan.    

Sejarah kemudi reformasi yang berjalan dari tahun 1998 menuju tahun 2023 atau 24 tahun berjalan, penulis menumpahkan kekecewaan mendalam dan mengikrarkan sebuah usulan  pemberontakan baru untuk menuntut orde reformasi ini segera dihentikan atau dilaksakan pembubaran dalam waktu tempo sesingkat singkatnya.

Orde Reformasi telah berubah dalam ruangan waktu dan tempat  yang sangat suram  dan sudah pada level darurat perubahan. Tugas reformasi untuk modernisasi peradaban dari kesempurnaan penyelenggaraan pemerintahan dan negara  sudah jauh dari agenda awal reformasi.

Di era  reformasi saat ini tidak pernah mengalami jaman keemasan / the golden age. Indonesia justru semakin menambah hutang ,nyaris Rp 7000 T hutang LN di periode kedua  Pemerintahan Jokowi.  Padahal Indonesi harus melompat sebagai bagian dari 4 negara maju di dunia  di tahun  2045. Tidak ada landasan kebijakan dan produk  politik dan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan.  Kondisi bangsa Indonesia masih nampak seperti 50 tahun ke belakang  sejarah peradaban bangsa  Jepang sangat miris sekali.

Indonesia semakin ditinggalkan dengan negara kain berkaitan  perolehan prestasi  kemajuan fisik/ pembangunan  dan peradaban. Minim landmark atau tonggak -tonggak  sejarah berkemajuan yang kokok dengan  visi dan misi jelas  , diciptakan bagi kemajuan negara.
 
Periode  Reformasi sudah banyak  terjadi kebocoran sistemik,berkaitan dengan infrastruktur pilar- pilar kebangsaan. Kontruksi bangunan  reformasi   dari massa ke massa,rezim ke rejim  pemerintahan  justru disalahgunakan.

 Indonesia saat ini tidak mempunyai kiblat konstitusi dan rejim yang kuat  dalam pengelolaan dan  pengendalian keseluruhan aspek aspek berbangsa dan bernegara . Sistem dan bangunan infrastruktur  politik yang berjalan  dijadikan argumentasi debat elite untuk penyesuian kebutuhan dan kepentingan sektoral.  

Rezim reformasi tidak mampu dalam basis dukungan  peningkatan ketahanan ideologi.  Bangsa Indonesia mengalami  blunder pemahaman  ideologi bernegara dan ideologi berbangsa. Indonesia  berada dalam pusaran perang ideologi transnasional.

Kita berkutat perdebatan vertikal dan horisontal tamoa henti. Membuang jam produktifitas kerja masyarakat Indonesia.  Lapisan masyarakat digiring untuk berbicara dan memperdebatkan ideologi dan ancamannya bagi  bangsa.

Seharusnya masyarkat kita sudah berhenti berbicara berkaiatan ideologi komunis ,khilafah atau idelogi liberal.  Konsistensi berpegang teguh pada ideologi PANCASILA dan memaknai dan menjalankannya  ideologis bangsa sendiri sudah  tumpah dan tercecer  kemana- mana. Bangsa ini sudah gagal fokus pada ideologinya sendiri.

Secara umum dapat disimpulkan jika saat ini negeri ini saat ini sedang terjadi sakit,  terjadi krisis karakter dan identitas politik. Terjadi pengkafiran ideologi pribumi. Manusia Indonesia lupa akan keindonesiaannya dan haluan kehidupan   ekonomi dan  budaya  Indonesia  .

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun