Di luar itu adalah sikap yang dipegang teguh bahwa  kreativitas dalam menulis harus terus dibangunkan.
"Kalau kita tidak memiliki etik dalam persahabatan, kita bisa memanfaatkan teman-teman di sekeliling kita. Kita bisa lebih menonjol dengan memanfaatkan orang lain," papar Ons.
Dalam SBP, persahabatan dibangun dengan terus saling menjaga, supaya  iklim kreatif sama-sama tumbuh. Soal nanti ada yang terkenal atau tidak, itu perkara lain. Artinya, etik menjadi penting dalam menjaga SBP agar tetap berkesinambungan keberadaannya.
Di samping itu, tidak ada tokoh atau yang ditokohan dalam SBP karena semua adalah tokoh. Jika ada orang yang ingin berperan menjadi tokoh, ditokohkan, maka pasti akan  kecewa berat.
"Saya sendiri memposisikan diri hanya sebagai koordinator agar acara SBP berjalan lancar. Cuma memikirkan jadwal kegiatan agar tidak tumpang tindih," jelas Ons.
Persahabatan mengandaikan keutuhan, meskipun tidak selalu harus bersama, namun hati dan ingatan selalu menyatu: saling bersapa dari jarak yang berbeda. Begitulah, melalui puisi, SBP menandai persahabatan yang tidak retak... (*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI