Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Playboy dan Mata Keranjang

22 Maret 2023   15:46 Diperbarui: 22 Maret 2023   15:48 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bayanganmu/Foro: Hermard

Tahun 1953 Hugh dan rekan membuat majalah khusus laki-laki, Stag Party (pestanya para lelaki). Sayangnya kata pertama majalah itu sudah dipakai terlebih dahulu oleh majalah Stag. 

Untuk menghindari tuntutan hukum, Hugh mengadakan rapat darurat di tempat kediaman Eldon Sellers. Rapat darurat itu hampir saja tidak menghasilkan keputusan apa-apa jika ibu Sellerrs tidak ikut memberikan ide kreatifnya. la teringat bekas tempatnya bekerja di Chicago, Playboy Automile Company. 

Ibu Sellers mengajukan kata pertama nama perusahaan otomotif tersebut, Playboy, yang langsung disambut hangat oleh Hugh dan mengganti Stag Party dengan Playboy sebagai bacaan lelaki dengan memajang gambar-gambar wanita aduhai. 

Seiring dengan meroketnya pamor majalah milik Hugh Herner ini, istilah playboy pun semakin sering dipakai untuk menyindir laki-laki yang sering menggoda wanita....

"Lha bagaimana dengan istilah mata keranjang?" tanya suara hatiku penasaran.

"Itu hanya kesalahan memahami bahasa Arab. Tetapi ada cerita lain yang lebih menarik."

"Lebih menarik?"

"Iya. Karena semua bermula dari keisengan bangsa pribumi yang menyaksikan kemolekan noni-noni Belanda," jawabku.

Memang menurut Alwi Shahab, sejarawan, konon istilah mata keranjang muncul sekitar tahun lima puluhan. Pada saat itu di Batavia banyak noni Belanda  meluangkan waktu senggang bermain basket (bola keranjang). 

Setiap noni Belanda bermain basket, banyak pemuda pribumi  menonton. Sayangnya, yang mereka perhatikan bukan permainan para noni, tapi paha putih mulus mereka yang menjadi objek perhatian.

Karena itu, muncul ejekan "mata keranjang" dari para noni Belanda yang ditujukan kepada para pemuda pribumi. Sampai sekarang istilah itu tetap digunakan  para wanita untuk  pria yang senang menggoda wanita lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun