Mohon tunggu...
Herry FK
Herry FK Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Hanya Si BODOH... yang berharap menemukan pencerahan dari seberkas cahaya ilmu di Dunia. Kuserahkan separuh jiwa pada asinnya air laut yang melekat dikulitku ~ KENTHIR 049 ~

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Segelintir Aurat Cinta

15 Januari 2016   01:39 Diperbarui: 15 Januari 2016   02:30 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam hening malam kutatap kegelapan yang merambat halus menuju dinding itu, kurasakan aliran gelap meraba-raba jiwaku yang tak suci ini. Aaah…. Sang gelap mengalir kebawah menuju ceruk terdalam dari lorong diriku, aku tahu dia mau kemana…?

Itulah aku sang pejalang yang bermain dalam kegelapan dibalik layar itu. Dibalik kepalsuan-kepalsuan yang memalsukan diriku tuk turuti aliran gelap. Menuju setangkup aurat… aurat kenisbian yang tak akan termaknai. Bahkan hingga kegelapan itu berangsur memudar… Memudar bersama aurat cinta kenisbian belaka

……………………………………………………………………………………….

Sayang, jikalah aku boleh jujur, aku cinta kau apa adanya, aku bukan pemburu aurat seperti yang mereka katakan, mereka pikirkan….Bagiku aurat adalah aurat dan cinta adalah cinta, namun tanpa aurat, maka cintaku bukanlah cinta itu sendiri....?

Kau bilang cintamu padaku adalah nyata, padahal cinta itu sejatinya adalah ilusi rasa, yang hanya mampu dimaknai dengan rasa pula, aaah sungguh bodoh jika kuikuti kata hatimu, padahal malam itu kupeluk erat tubuhmu, begitupun kaupeluk erat tubuhku, bersama kita tuju aurat yang bersyahdu dalam cinta…. Aaahhh bagaimana pula kau dustakan aurat cinta kita ini.
………………………………………………………………………………………….

Pria-pria macho itu sedang memamerkan ototnya yang selaksa mahadaya, perkasa bagai dewa Yunani. Menatap nanar dalam kesendirian, menatap redup dalam keramaian wanita - wanita cantik disekelilingnya, ada yang salah dari sudut matanya, kulihat disana tanpa nafsu bahkan tanpa hasrat ataupun gelora, dimanakah aurat cintanya berada…?

Pria itu tersenyum merona pipinya saat menatap pria lain yang datang menyapanya, menggandeng tanganya, menggengam erat jemarinya, melangkah dengan keceriaan tak terkira. Aaaah…. Betapa sayangnya kenapa kau tinggalkan para wanita-wanita cantik itu, padahal keindahan mereka melebihi para dewi-dewi di khayangan. Hanya ringisan sial yang tersisa, atas aurat cinta kalian berdua yang tak bermuara pada anugerah asmara dari sang Pemilik aurat cinta sejati.

……………………………………………………………………………………….

Terjengkang, terjerembab, terpuruk melenguh saat api itu masuk ketubuhnya, dia yang hancur dan menghancurkan setiap apa yang menurutnya jijik, dia yang memaksakan dirinya menuju angan-angan aurat bidadari, dia yang bernafsu besar demi aurat bidadari…?

Aku tahu... kau akan menyangkalnya demi perang suci darah kau tumpahkan. Aku tahu kau akan memukul popormu kepunggungku, menusuk pisaumu kejantungku. Kau tanamkan bibit kegelisahan, bibit keresahan pada DIA yang ada dihatiku. Tapi kutahu dan kutahu, tak akan tergoda oleh janji aurat-aurat cinta perawan. Aurat cinta para bidadari pelayan Surga, karena yang kutuju bukan itu. Yang kutuju adalah sang Pemilik, tapi bukan dengan jalan kalian, jalan merusak yang melukai jiwa-jiwa yang disayangi oleh-Nya Sang Pemilik Bidadari.

…………………………………………………………………………………….

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun