Rerantingan kering patah,
rerumputan kering terbahak dalam bunga api.
Dedaunan kering bernyanyi di bawah injakan tapak.
Bebungaan rebakkan senyum di kala tiba senja,
mereka segera melipat makhota
menunduk hormat pada Sang Khalik.
Pemulung Aksara duduk di sudut keremangan
menjadi saksi olah rasa dan raga
saat di sudut keremangan sunyi
ia memungut remah-remah ini.
Sumber: di sini dengan sunting seperlunya
Baca juga: Catatan Pinggir Saat Itu
Baca juga: Puisi: Air Mata Menggenang
Baca juga: Mendung Pemulung Aksara
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!