Batu tanpa nama di tangan Daud
Kisah heroik seorang gembala muda bernama Daud. Ia bukanlah seorang prajurit yang selalu berada di garis depan medan pertemuran. Ia seorang gembala yang "bertempur" dengan alam luas dan predator ternak peliharaannya. Ia sigap beradaptasi dengan cuaca ketika berada di padang penggembalaan. Ia cekatan berhadapan dengan predator ternak peliharaannya seperti singa atau beruang yang selalu mengancam keselamatan kambing dan domba.
Daud, anak Isai. Pada satu kesempatan ia diurapi Samuel. Kelak urapan itu mengantarnya menjadi raja atas Israel.
Daud tiba di medan pertempuran ketika prajurit-prajurit Israel diperolokkan oleh seorang prajutit dengan tampilan kekar dan tinggi. Ia bagai tak akan dapat dikalahkan oleh musuh-musuhnya. Daud sendiri hanyalah seorang "bocah" penjaga kambing dan domba. Daud bukan anggota prajurit sehingga ia tidak diperhitungkan dalam barisan (batalyon/legion) Israel, bahkan oleh kakanya sendiri yang anggota prajurit.
Daud maju. Dikisahkan bahwa ia tidak mengenakan pakaian perang laksana para prajutir. Ia berbekal umban dan batu yang ditempatkan di dalam kantong. Ketika ia berhadapan dengan Goliat, ia mengambil batu dari dalam kantungnya, mengumbannya. Batu itu terhujam di dahi Goliat (1Sem.17:49; LAI-TB1).Â
Lagi-lagi di sini bercerita tentang pemanfaatan batu. Kali ini ukuran batu itu kira-kira dapat ditaksir oleh karena batu itu sebelumnya ditempatkan di dalam satu kantung. Batu itu dikeluarkan dari dalam kantung, ditempatkan pada alat pengumban batu. Batu yang kecil itu telah menewaskan seseorang.Â
Batu  Penutup Kubur Yesus
Kita melompat maju ke dalam kisah yang selalu diingat pada Minggu Paskah. Kisah tentang kebangkitan Yesus dari kematian-Nya. Ia bangkit. Kubur di mana jenazahnya diletakkan tak kuasa menahan-Nya. Batu penutup pintu kubur itu tak punya daya sebesar apa pun untuk menahan laju keluar-Nya Tubuh Yesus dari dalam kuburan itu. Ia tak dapat pula bertahan ketika digulingkan oleh sesosok makhluk sorgawi.
Batu sebagai penutup pintu kubur tentulah batu dengan ukuran besar. Batu yang disiapkan sedemikian rupa sehingga ketika digulingkan untuk menutup pintu kubur mesti tepat tempatnya. Batu itu tidak menyisakan rongga yang dapat menyebabkan aroma keluar dari dalam lubang kubur bila jenazah mulai rusak (membusuk). Batu yang sedemikian itu tentulah batu pilihan, apalagi menurut cerita, pemilik kuburan itu seseorang yang kaya, Yusuf Arimatea. Ia seorang murid Yesus yang secara sembunyi-sembunyi (Yoh.19:38; LAI-TB1). Â