Sehelai surat resmi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang, Nomor: 800/418/PK/III/2025, tertanggal 10 Maret 2025 perihal: pemberitahuan; ditujukan kepada para Kepala UPTD SD, UPTD SMP se-Kabupaten Kupang. Isinya secara ringkas memberitahukan bahwa akan ada:
- Lomba Membaca Cepat Tingkat Sekolah Dasar
- Lomba Cerdas Cermat Tingkat Sekolah Dasar
- Lomba Membaca Cepat Tingkat Sekolah Menengah Pertama
- Lomba Cerdas Cermat Tinggkat Sekolah Menengah Pertama
- Lomba Pidato Berbahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama
- Lomba Menulis untuk GuruÂ
Menarik sekaligus memberikan tantangan pada peserta didik dan pendidik se-Kabupaten Kupang. Artikel ini akan mencoba saja masuk ke area lomba menulis untuk guru.
Pada lampiran surat yang disertakan berupa link, di sana selanjutnya para penerima surat perlu memencet bagian berwarna biru untuk mengetahui isinya. Nah, isinya berupa ketentuan-ketentuan untuk tiap jenis lomba. Lalu, khusus lomba menulis untuk guru, syarat-syaratnya sebagai berikut:
Pertama, Sistimatika praktik baik (best practice)
A. Latar belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Tujuan
D. Hasil yang diharapkan
E. Pelaksanaan dan Hasil Penyelesaian Masalah
F. Simpulan dan Saran
Maksimal 14 halaman; jenis huruf Times New Roman, ukuran kertas A4, asli bukan plagiat, lampirkan foto/link video saat penyelesaian masalah.
Kedua, Sistimatika opini.
A. Pendahuluan
B. Isi (argument dan bukti)
C. Penutup (mengumpulkan dan menegaskan kembali opini)
Tulisan bukan plagiat, jenis huruf Times New Roman, spasi 1,5, ukuran kertas A4;Â
Batas pengumpulan 16 April 2025
Dapatkah para guru mengikuti lomba dimaksud? Tentu saja (mesti) dapat mengikutinya, karena para guru di Kabupaten Kupang telah "haus" kompetisi. Lama tak ada kompetisi untuk guru di Kabupaten Kupang, maka di sinilah waktu yang tepat.Â
Surat tertanggal 10 Maret 2025 baru dikirimkan pada tanggal 08 April 2025; sebulan yang lalu surat ini ditulis, dan oleh karena cuti bersama maka baru dapat dikirimkan lewat aplikasi WhatsApp. Kiriman tercepat lebih cepat daripada super express.Â
Seorang rekan guru mengontak saya lalu bertanya, "apa tema artikel untuk lomba menulis?" Berhubung saya sibuk dan belum sempat mengunduh, maka saya pun cepat-cepat mengunduh surat ini. Membaca dan mengecek bagian yang dimaksudkan oleh rekan guru tersebut. Saya temukan pertama, best practice. Saya jawab, "Best practice, pak." Saya minta padanya untuk membaca secara utuh keseluruhan isi surat dan ketentuan yang dibuat untuk lomba menulis. Komunikasi kami akhiri.
Selanjutnya, saya menghubungi seorang rekan guru yang lain untuk mendapatkan opininya walau sederhana tentang lomba menulis best practice. Saya sendiri memberikan opini sebagai berikut:
Berharap para Juri menguasai banyak ragam best practise sehingga tidak terjadi bias penilaian; Mengapa?
Karena setiap item best practise semestinya diaminkan sebagai yang terbaik untuk proses pembelajaran di kelasnya masing-masing;
Bahwa ada lomba yang seperti itu di level nasional, ya; di sana mereka punya Juri yang kredibilitasnya tak diragukan. Bagaimana dengan kita di Kabupaten Kupang, adakah Juri yang punya pengalaman menulis best prictise dari fakta riset dan demonstrasi di kelas?
Di level nasional, setiap karya best practice yang dilombakan diikuti dengan wawancara dan praktiknya di  depan dewan juri; ada wawancara dan praktik secara daring di zaman ini; nah, mungkinkah Panitia Hardiknas Kabupaten Kupang akan melakukan hal yang begitu?
 Rekan guru yang satu ini pernah mengikuti lomba menulis karya best practice, jadi ia merespon opini pendek di atas seperti ini:
Semoga saja, karena essay best practice selain penilaian konten, tulisan wajib dipertanggung jawabkan di depan juri. Ada dua tahapan penilaian, teknis dan konten dan presentasi di depan juri, kami sering mengikuti lomba best practice maknya beta agak tahu sedikit.