Hari ini, Jumat (04/04), kami masih berada di Oebesa0-So'e Timor Tengah Selatan. Kami masih bergelut dengan konsep kitab Kejadian 1 - 36. Jumlah keseluruhan ayat yang harus kami baca dan diskusikan sebanyak 1083 ayat. Target waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas ini selama 10 hari. Mungkinkah kami dapat menghematnya?
Kemarin, Kamis (03/04), ketika kami berhenti pada pukul 16.30, seorang anggota tim yang berprofesi sebagai guru mengurulkan agar kami lembur. Waktu reguler berakhir misalnya sampai pukul 16.30, istirahat satu atau 2 jam, mandi, makan malam lalu melanjutkan lagi minimal 2 jam. Hal ini dilakukan untuk  menyelesaikan tugas lebih cepat dari waktu yang ditentukan.
Usulan ini baik, namun tingkat kesiapan fisik dan psikis tiap orang berbeda, apalagi tingkat pendidikan anggota tim yang tergabung untuk ada dalam satu tim diskusi ini beragam. Ada pasca sarjana, sarjana, ada lulusan sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, ada yang masih kuliah. Dalam konteks yang demikian, kekayaan diksi yang dimiliki tiap orang berbeda sekalipun semua anggota tim menggunakan bahasa daerah yang sama, yakni Bahasa Amanatun.Â
Persoalan terletak pada, mengetahui kata-kata yang dipilih dan digunakan dalam teks (konsep), namun menjelaskan maknanya akan saling berbeda antar anggota tim. Belum termasuk
 tata tulis, ejaan, tanda baca, susunan frasa dalam kalimat dan sebagainya. Semua ini patut mendapat perhatian serius baik oleh Pembina Tim Penerjemah, Pendamping Tim Penerjemah, Tim Penerjemah sendiri, maupun pembaca (awam).
Hari ini, Jumat (04/04) kami mulai membaca dari pasal 22 -Â
Dalam teks-teks ini cerita bersambung tentang keluarga Abraham, Isak (Ishak) dan Yakop (Yakob).
Abraham mendapat "ujian iman" terberat dalam hidupnya. Wajib baginya untuk memberikan persembahan kepada Tuhan, tetapi persembahan yang satu ini berbeda, anaknya sendiri. Persembahan yang satu ini diminta sendiri oleh Tuhan yang dia sembah.
Abraham taat. Ia bersiap dan bersikap dengan membawa anaknya ke tempat yang dimaksudkan oleh Tuhan untuk prosesi itu berlangsung. Kayu kering, api, pisau, tim kecil bersama mereka ke tujuan. Mereka tidak membawa ternak yang khusus untuk persembahan sebagaimana biasanya dilakukan.Â
Tiba di tempat tujuan, meja persembahan dibangun dengan bahan dasar bebatuan. Meja telah siap. Kayu bakar siap. Pisau siap. Ternak tidak ada. Abraham mengikat anaknya, menempatkannya di meja persembahan lalu hendak disembelih. Tuhan mencegahnya, dan menyediakan baginya seekor domba.Â