Mohon tunggu...
HERMANUS ADOK
HERMANUS ADOK Mohon Tunggu... Guru - Asli

Biarkan ini menjadi berkat bagi banyak orang yang sedang membaca artikel ini. #Hermanus Adok,S.Pd

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Misi Kontekstual Berdasarkan 1 Korintus oleh Hermanus Adok

30 September 2022   20:53 Diperbarui: 30 September 2022   21:06 1061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hal ini dilakukan Paulus sebagai usaha untuk memahami orang lain di dalam integritas injil dan bukanlah suatu ketidakkonsistenan. Bagi Paulus, di tengah-tengah orang yang memiliki karakteristik khusus seperti orang-orang Yahudi itusangat sulit tetapi karena injil ia lakukan itu supaya injil dapat diberitakan kepada orang-orang yang ada di korintus. Maka ia mengatakan lebih baik menjadi seperti orang-orang yang dilayani. Kata "menjadi seperti" bukanlah memfotocopy. "Seperti", itu sama dengan mirip, tapi tetap saja berbeda[12] Pada ayat 20, dikatakan bagi orang Yahudi Paulus menjadi seperti Yahudi. 

 

Hal Ini menunjukkan bahwa Paulus memposisikan diri bukan sebagai orang Yahudi meskipun Paulus adalah keturunan Yahudi. Tetapi sejak menerima Yesus, Paulus adalah ciptaan baru dan menjadi pengikut Kristus dan bebas dari tuntutan hukum Taurat. Meskipun Paulus adalah orang Yahudi sejak dia menjadi pengikuti Kristus dia tidak lagi perlu menjalani kehidupan Yahudinya seperti yang dahulu. Sebelum ia menjadi pengikut Kristus. Sedangkan untuk orang Yunani, Paulus membagi menjadi dua, yaitu orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat atau proselit dan orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat.[13] 

 

Dan Paulus pun menjadi seperti orang yang dilayani supaya orang-orang Yunani ini percaya pada injil. Bukan hanya orang Yahudi dan Yunani, tetapi juga kepada orang yang lemah pun Paulus melakukan hal yang sama. Orang-orang yang lemah di sini adalah orang-orang belum percaya yang memiliki status sosial yang rendah. Disinilah terlihat dengan jelas bahwa kebebasan Paulus dari keterikatan dengan manusia mengijinkannya untuk melayani sebanyak mungkin orang. Walaupun Paulus telah menyebut dirinya adalah orang yang bebas tetapi dia tetap memiliki keterikatan dengan hukum Kristus (1 Kor 9:21).

 

Pernyataan ini disampaikan Paulus berdampingan dengan frasa "orang-orang yang hidup tidak dibawah hukum Taurat." Hal ini dinyatakan supaya tidak ada kesalahpahaman dari jemaat di Korintus tentang "Paulus menjadi seperti mereka yang tidak hidup di bawah hukum Taurat." Isu hidup tanpa moral dapat menterjemahkan kata anomoi yang dipakai oleh Paulus, padahal maksudnya tidaklah demikian. Oleh karena itu hidupnya ada di bawah hukum Kristus.

 

Rasul Paulus merincikan beberapa contoh, di mana ia menjadikan diri hamba dari semua orang. Dan Ia menyesuaikan diri dengan semua jenis orang, sebagai berikut:

 

Tidak Menjadi Ekslusif dan Menutup Diri (1 Kor 9:19-20)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun