Kritik sastra feminis secara teknis menerapkan berbagai pendekatan yang ada dalam kritik sastra, namun ia melakukan reinterpretasi global terhadap suatu pendekatan itu.Â
Kritik yang mula-mula berkembang di Prancis, Amerika, dan Australia ini merupakan sebuah pendirian yang revolusioner yang memasukkan pandangan dan kesadaran feminisme (pandangan yang mempertanyakan dan menggugat ketidakadilan yang "terutama" dialami perempuan yang diakibatkan sistem patriarkhi) di dalam kajian-kajian kesusastraan.
Sebagaimana feminisme, kritik sastra feminisme juga memiliki aliran-aliran tertentu.Â
Dalam ulasan ini, saya membatasi konsep pada kritik sastra feminis ideologis yang memusatkan perhatian pada cara menafsirkan teks yang melibatkan pembaca perempuan. Yang dikaji adalah citra atau stereotip perempuan dan meneliti kesalahpahaman mengenai perempuan.
Berdasarkan beberapa konsep di atas, saya berusaha untuk membuat catatan atas puisi Orang Tiada karya Dhenok Kristianti. Berikut puisinya:
Orang Tiada
(Kepada yang merasa ada)
Orang tiada menyapa sesiapa tiada berbalas apa
Orang tiada siapa menyapa selain sepi
Orang tiada dibiarkan lenyap bayang pun tiada
Orang tiada siapa peduli?
Orang tiada tiada di benak sesiapa
Orang tiada tiada harga bagi sesiapa
Orang tiada biarkan saja tiada
Orang tiada tiada rugi seandainya tiada juga
Orang tiada tiada layak ada bersama
Orang tiada tiada layak punya suara
Orang tiada tiada layak ada di jamuan pesta
Orang tiada tiada layak menjadi ada
....
Orang tiada siapakah sesungguhnya?
Orang tiada ialah yang tiada hati bagi orang tiada
Orang tiada ialah yang tiada faedah bagi orang tiada
Sebab tiada cinta kita pun sejatinya tiada!
2012, Dhenok Kristianti
Jika ditinjau dari sisi pragmatik, maka aura atau efek estetis, didaktif, terkait di dalamnya juga kepekaan batin atau sosial sangat melekat dalam puisi Orang Tiada. Adapun obyek dari puisi ini, sebagaimana tersurat di dalamnya yaitu kepada yang merasa ada.Â