Mohon tunggu...
Heriyanto Rantelino
Heriyanto Rantelino Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pemuda Papua Yang Menikmati Petualangan sebagai ASN Sekretariat Daerah Di Belitung Timur

ASN Belitung Timur, Traveler, Scholarship Hunter. Kontak 0852-4244-1580

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Anak Muda Tak Perlu Gengsi Membangun Karir di Papua

3 Juli 2017   12:26 Diperbarui: 8 Juni 2018   10:41 3034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya cukup miris setelah mendengar  kabar tentang salah satu anak muda yang merupakan  lulusan perguruan tinggi  di Australia dimana tak cukup sebulan, Dia mengundurkan diri dari salah satu unit bisnis di Papua. Alasannya simpel, Dia merasa pekerjaan yang dilakukannya adalah hal yang tak pantas dikerjakannya dan tidak suka bekerja sama dengan orang yang tak sederajat dengan tingkat pendidikannya. Songong amat nih bocah. Ada juga cerita bahwa di suatu instansi di Papua, terdapat seorang wanita lulusan perguruan tinggi ternama di Indonesia, terlihat ogah-ogahan bekerja. Setelah ditelusuri, dia merasa tak terhormat karena mendapat perintah dari seniornya yang berijazah SMA.

Beda lagi dengan kisah yang dialami oleh seorang kawanku. Dia lulusan perguruan tinggi di Inggris dan  berasal dari kalangan menegah ke atas. Pebisnis mana di Makassar yang tak mengenal nama ayahnya. Namun, berbeda dengan dua rekan muda diatas, Dia tak merasa gengsi mengerjakan sesuatu. Buktinya, Dia malah datang mengurusi peminjaman bis ke instansi tempat saya bekerja. Andaikan Dia gengsi, mana mau mengerjakan perintah itu dan akan menyuruh orang lain untuk mengerjakan hal itu.  Namun Dia sendiri  yang menjalankannya seperti yang diamanantkan. Model seperti inilah  yang perlu diteladani.

Kerja di Papua gak perlu gengsi sob, jalani aja. Semuanya butuh proses.Untuk memulai proses itu harus dimulai dari bawah. Saya mendapati ada segelintir anak-anak muda yang berasal dari luar Papua dan mencoba peruntungan di Bumi Cendrawasih ini dimana ekspektasi mereka terlalu tinggi, Mereka mengaggap  orang-orang di Papua terbelakang lalu mereka menampakkan diri sebagai sosok yang punya ilmu lebih dari mereka.  Memandang dirinya hebat dan tak mendengar masukan dari orang lain. Maunya jadi tukang perintah, duduk manis di kursi hangat dan  maunya terima laporan keberhasilan. Satu hal yang perlu diingat bahwa lain lubuk lain ikannya, lain daerah tentu lain juga cara kehidupannya. Jika berasumsi demikian, maka kelak akan menjadi bumerang yang akan mencelakakan diri sendiri.

Bagi saya, jika ada anggapan bahwa pekerja lapangan itu hanya patut dikerjakan oleh orang-orang yang strata pendidikannya rendah, itu opini yang keliru.  Kata orang bijak, untuk menjadi seorang yang besar, tak hanya mampu mengurusi masalah dari sisi ekonomis saja tapi mampu menyelesaikan permasalahan dari segi teknis juga. Pengalaman di lapangan kelak akan menempa diri untuk mengetahui permasalahan yang real  Kelak, jika ada bawahan yang hendak tipu-tipu, kita akan mengetahuinya terlebih dahulu karena sebelumnya kita pernah menjalani pekerjaan itu.

Bukti Orang Sukses Yang Tak Gengsian Di Papua

Ada beberapa bukti orang-orang di Papua yang membangun karirnya dari nol dan menjalaninya dengan santai. Pak Yohanis Bassang yang sekarang jadi wakil Bupati Mimika, dulunya memulai karir sebagai guru honorer di pedalaman loh. Ada juga Pak Hendrik Wakum  yang awalnya hanya cleaning service di hotel, kini menjadi salah satu manager di Hotel Rimba Papua. Ada lagi Pak Yohanis Rombe, yang dulunya pernah jadi office boy, sekarang telah menjadi salah satu kontraktor tersohor di Papua.  Apa resep mereka sehingga mereka bisa seperti sekarang? Setelah ditelusuri, kunci suksesnya adalah kesabaran, kejujuran, kedisiplinan,  dan inovatif.

Penutup

Tak ada namanya pekerjaan hina  dan tak ada pekerjaan yang tak berkelas di Papua, selagi masih halal jalani aja dengan tabah. Nikmatilah prosesnya karena itu akan menambah khasanah pengetahuan, pengalaman dan menempa mentalmu.  Mengutip salah satu nats dalam kitab suci bahwa yang "Yang paling besar di antara kamu harus bertindak seperti yang paling kecil, dan pemimpin harus menjadi seperti pelayan". Untuk menjadi pemimpin yang baik mesti dimulai menjadi  pelayan yang baik. Tuhan tidak akan menutup mata pada orang-orang yang kinerjanya baik dan jujur.

Penulis:

Heriyanto Rantelino, Staf Dinas Perhubungan Kabupaten Mimika, Papua
Facebook: Heriyanto Rantelino
No telepon/Whatsapp : 085242441580
Line : Ryanlino

photogrid-1526642717058-5b19ef6916835f132c0ddf42.jpg
photogrid-1526642717058-5b19ef6916835f132c0ddf42.jpg
Baca  Pemikiran Saya Lainnya Tentang Papua di (Silahkan Klik)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun