Mohon tunggu...
Heri Hermawan
Heri Hermawan Mohon Tunggu... Penulis - Reseacher Publik | Pegiat Literasi Tangerang | The Young Entrepenuer

Hobby : Ngopi sambil Baca-baca buku, kadang suka motoran, kadang blusukan ke kebon naik Gunung, biasa iseng² jadi kang photo dan Tour Guide. Minat Bacaan : Filsafat, Fiksi, Self improvment, Baca Quote Para Filsuf dan Sufi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta yang Palsu

7 Mei 2024   19:15 Diperbarui: 7 Mei 2024   19:24 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"sumber gambar: Heri Hermawan "

Bagaimana bisa mengaku beriman.
Sedangkan tetangga kelaparan saja kau biarkan, anak yatim tak terdidik kau terlantarkan, sahabat kesulitan kau abaikan, orang tua rindu kau cuekan dan ketika bertemu orang yang sedang tersesat tidak kau tunjukan jalan keselamatan.

Padahal kau di titipkan kelebihan dan keberlempihan untuk bisa membantu atau menyalurkan semua itu sebagai kaki tangan -Nya.

Dimana kepedulianmu ?
Dimana rasa cintamu ?
Dimana rasa kebersamaan mu ?
Dimana rasa kasih dan sayangmu yang selalu kau sebutkan setiap 5 waktu itu ?

Dimana cahaya Nur Muhammad itu ? yang katamu, cahayanya menyebar keseluruh alam, tapi kenapa kau tak mampu merasakan-Nya.

Jika memang cahaya iman itu ada dalam dirimu, harusnya ketika saduaramu sakit dan susah kau bisa merasakan kesakitannya meskipun orang tersebut tak mengatakannya.
Karena sejatinya kita saling terhubung satu sama lain dan bersumber dari cahaya cinta yang sama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun