Mewah Terampas Megah Tergilas di Atas Tangan Culas
Lamat-lamat
kerajaan kemewahan runtuh
layaknya direngkuh lantas
jadi serpihan debu
Kedua biji bola matanya
menatap tak berkedip
menghimpun kekuataan
namun sesungguhnya
Jiwa hancur lebur layaknya
tembok-tembok yang digempur
takada air mata meluncur
sebab peristiwa memukul telak
Sia-sia tuk meratapi
bulir-bulir air mata tak kan
kuasa memadamkan api
yang kelewat menjalar
Membakar segenap
sisi bangunan pongah hingga
hangus di jilat lidah api menjulur
dari debu kembali ke debu
Disaksikan olehnya
kehancuran amat menohok
tak semua menjadi miliknya
dan apa-apa yang ada dalam
Genggam tapak lengan
saatnya lenyap di waktu
yang ia sendiri pun tak siap dan
kehilangan demi kehilangan
Memahat dalam rasa sakit
seperti sebilah belati tajam
mengiris yang mana irisannya
teteskan luka disertai anyir
Ia sesungguhnya tak kuat berdiri
bumi yang dipijak serasa oleng
jikalau takada penopang
dipastikan ia telah limbung
Dan tersungkur terjerembab
ke tanah takada lagi sehelai
jubah pongah sebab jubah
telah dikoyak hingga jadi perca