Angkat Gelasmu, Kita Bersulang untuk Sebuah Kekalahan
Dari sudut balkon apartment
perayaan kecil berlangsung
ditingkahi megah kota bermandi cahaya
"Angkat gelasmu" ujarmu
kita bersulang
untuk sebuah kekalahan
Aku mengkernyitkan dahi
seraya menatapmu keheranan
dengan hati diliputi tanda tanya
Pada umumnya orang
merayakan sebuah kemenangan
namun mengapa kau justru sebaliknya
Kalimat itu meluncur begitu saja
dari bibirku sepertinya aku
ditampar kebingungan
Dan denting gelas pun beradu
tak terelakan terdengar nyaring
lalu kita reguk bersamaan
Aku tak pernah peduli
dengan sebuah kemenangan
tak ada satu pun kemenangan
Yang aku jadikan tonggak perayaan
terlebih membuatnya menjadi
sebuah perhelatan megah
Aku tak tertarik untuk itu
persetan dengan kemenangan
sebab kemenangan bukan jadi tujuanku
Sebab sejatinya aku hanyalah
orang yang dipecundangi oleh waktu
dan selalu menjadi orang yang kalah
Menaklukan hati seseorang
ia tetaplah menjadi gunung es
diam dalam dunianya yang beku
Lalu mengunci dan menutup
rapat-rapat pintu hatinya untuk
sepotong hati yang hendak bertandang
Padahal sejatinya
aku tak pernah menjelma
sebilah Belati tajam
Dan tak sudi menaburinya
dengan serpihan duri
yang buatnya rasakan nyeri
Ujarmu dengan suara parau
serta kudapati sorot matamu
dilumuri kesedihan mendalam
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 6/12/20211