Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Remah-Remah Roti Sisa

23 Juli 2021   11:21 Diperbarui: 23 Juli 2021   11:49 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Remah-remah Roti Sisa

Terserak remah-remah roti menyisa
di lantai dipungut dan disuap
tangan-tangan dekil

Dimasukan ke dalam mulut-mulut
yang acapkali menahan dera
lapar teramat sangat

Dalam rintih tertahan dengan
kedua bola mata berkaca
menahan derita nyeri

Dimakan dengan teramat lahap
remah-remah sisa mungkin
saja telah kadaluwarasa

Namun lacur apa terjadi tak peduli
bak mendapati rezeki nomplok
atau tertimpa durian runtuh

Pikirnya harus dinikmati kendati
sedikit dirubung semut yang
sepertinya sama lapar

Gaung lapar biasanya membahana
serasa meremas-remas keras
buat lambung berdenyut

Mereka yang tak pernah kenyang
mengais makanan sisa dari
baki-baki penampungan

Sampah kotor dan berbau busuk
lagi menyengat dan menusuk
penciuman amat sangat

Pada remah-remah roti sisa
ada sejumput iba di jiwa
yang tak terkata

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun