Pria Paruh Baya dan Gagang Kampaknya
Diayunkannya gagang kampak
hingga ujung tajamnya mengenai
dan mengoyak gelondongan batang pohon
Yang sedari tadi teronggok
kemudian diayunkannya lagi
sekuat tenaga hingga kali ini kayu
Terbelah dan menjadi
potongan-potongan kecil
yang sedianya digunakan
Sebagai bahan kayu bakar
disusun di tungku perapian
lalu disulut api hingga menyala
Dan kayu bakar pun
lamat-lamat dijilat api hingga
menjadi bara panas membakar
Melumat hingga nyaris habis
tak menyisa selain serpihan debu
sisa-sisa pembakaran tumpukan kayu
Di dalam tungku batu
kehangatan melingkupi ruang
keluarga tempat bercengkrama
Seraya menikmati secangkir
minuman hangat yang di jerang
diatasnya lalu diseduh dan dituang
Ke.dalam wadah berupa
cangkir-cangkir yang masih
kosong hingga penuhi tubuh cangkir
Dihadapan perapian
cerita pun mengalir seiring
tawa renyah berderai dalam
Hangatnya kebersamaan
yang seakan merengku erat
seerat cinta milik keluarga yang
Sungguh tiada dua
hingga pria paruh baya
keesokan harinya kembali
Menuju ke dalam
hutan belantara.guna
ayunkan gagang kampaknya
Yang bermata tajam
menebas batang leher pohon
hingga tumbang terkapar di tanah
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta 22/07/2021