Sang Sastrawan Itu Telah Tiada Radhar Panca Dahana
Kiprahmu di jalan Seni luar biasa
kau abdikan diri penuh totalitas
hingga akhir hembusan nafas
Jalan Seni jadi pilihanmu sepenuh jiwa
yang kau cintai, geluti dan akrabi hingga
keseluk-beluknya di panggung drama
Dan di pegelaran Seni Sasana Budaya
menyuguhkan aksi teatrikal memesona
besutan sancg Sutradara hasil olah rasa
Di nadimu mengalir kental darah seni
pada ucapmu susunan aksara teruntai
dengan lugas dalam bahasa seni
Bibirmu senantiasa terkunci rapat
untuk keluh kesah yang tak maslahat
kendati bobot tubuh kian hari kian susut
Ringkih lemah lunglai lantaran didera sakit
namun semangatmu hidupkan pijar lentera
berkesenian tiada pernah surut dan padam
Kini Sang Sastrawan telah tiada berpulang
keharibaan-Nya yang teramat damai
tak lagi merasakan sakit teramat sangat
Tidur dan lelaplah dalam pembaringan
berkafan sejuk doa-doa yang dilangitkan
oleh para pecinta dengan penuh keikhlasan
Selamat jalan Sang Sastrawan
hela nafasmu dan detak jantungmu
adalah Seni begitupun merah darah
Yang mengalir deras di nadimu
nadi-nadi pegiat seni dan seniman sejati
hingga namanu tercatat di dinding Sejarah
Terpahat sedemikian indah dan miliki
tempat tersendiri di jiwa para pecinta
salamat jalan Radhar Panca Dahana
Namamu harum mewangi seharum Sekar Langit
***
Hera Veronica Sulistiyanto
Jakarta | 25 April 2021 | 09:33