Mohon tunggu...
Hera Veronica Suherman
Hera Veronica Suherman Mohon Tunggu... Pengamen Jalanan

Suka Musik Cadas | Suka Kopi seduh renceng | Suka pakai Sandal Jepit | Suka warna Hitam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tajam Pisau dan Tumpul Nurani

19 Februari 2021   20:51 Diperbarui: 19 Februari 2021   21:10 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Markus Spiske/Unsplash.com

Tajam Pisau dan Tumpul Nurani

Diasahnya lempeng baja
hingga berkilat ujung pipih melancip
enggan berhenti sebelum pisau menajam

Hingga dapat digunakan menguliti hewan
memotong daging mengiris tipis bawang
serta tubuh buncis nan membujur

Pisau-pisau terus diasah sebelum
akhirnya dimasukan ke dalam sarungnya
dicabut kembali hingga keesokan hari

Sementara Nurani hari ke hari
dibiarkannya tumpul dihinggapi
karat-karat hati yang kadung mengerak

Menutupi hingga tak menyisa secuil peka
tertimbun di dasar hati terdalam
dan sama sekali tak nampak

Asah nurani dengan lebih sering
menatap ke bawah menyaksi
penderitaan serta kesukaran sesama

Niscaya miliki ketajaman Nurani
tak hanya pisau yang diasah
namun juga nurani jangan biarkan tumpul

***
Hera Veronica Sulistyanto
Jakarta | 19 Februari 2021 | 20:50

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun